bc

My Devil Husband

book_age18+
601
FOLLOW
3.5K
READ
billionaire
contract marriage
love after marriage
goodgirl
independent
drama
twisted
city
virgin
wife
like
intro-logo
Blurb

18+ [Bahasa Indonesia]

Seri #2 dari My Husband series.

°•°•°

Klara adalah gadis pendiam yang menghabiskan 90 persen dari hidupnya hanya untuk membaca buku dan mengurusi anak kecil di panti asuhan. Klara bermimpi untuk menjadi seorang penjaga perpustakaan dan memiliki hidup yang sederhana.

Semua mimpinya hancur ketika seorang konglomerat meminangnya secara sepihak. Dean Zulkarnain namanya, pria yang sudah bolak-balik masuk penjara karena tuduhan penjualan narkoba dan hal illegal lainnya. Pria yang juga terkenal sebagai 'predator' karena begitu banyak wanita yang ia tundukan.

Klara harus menjalani pernikahan ini apa adanya. Meski Dean tidak menerimanya, meski setiap hari Klara harus membaca buku dengan disuguhi pemandangan erotis, dan meski Klara mulai menaruh perhatian pada suaminya tersebut.

---

"Sadar diri. Wanita kayak kamu itu sama sekali enggak pantes berdiri di sebelahku. Tempatmu itu ada di panti asuhan."

"Saya tahu, tapi biarkan saya mencintai anda selayaknya istri berbakti pada suaminya."

---

Start publish : 01 June 2021

Finish publish : -

Copyright 2021

DO NOT PLAGIAT MY STORY!

---

Cover by: @RainyGraphic

Free Use to Commercial.

chap-preview
Free preview
Undangan yang Tidak Dapat Ditolak
Jika saja, jika saja waktu dapat diputar kembali. Aku tidak akan beranjak dari kamarku waktu itu dan menerima undangan menuju neraka tersebut. Dan mungkin aku tidak akan bertemu denganmu untuk selamanya, pria yang hanya membawa luka dalam hatiku. *** “Klara, kau ada di mana—sudah kuduga, kau pasti ada di sini lagi. Bersama semua buku-bukumu itu.” Suara yang diiringi helaan napas itu membuat gadis berusia dua puluh satu tahun tersebut mendongak dari pojok ruangan favoritnya, menampakan sedikit mata beningnya yang tertutup oleh poni rambutnya yang belakangan ini semakin memanjang saja. Klara sudah duduk di ruangan yang dulunya dijadikan sebagai kamar bayi itu selama kurang lebih enam jam. Di rentang waktu itu pula Klara telah menyelesaikan sekitar tiga buku setebal empat ratus halaman setiap bukunya. “Ibu mencariku?” tanya Klara. Wanita yang ia panggil sebagai ibu adalah kepala panti asuhan tempat Klara tinggal sejak ia kecil, Bu Hasna. Dari apa yang Bu Hasna ceritakan padanya, Klara ditinggalkan di depan pintu tempat ini sejak usianya bahkan belum mencapai dua bulan. Selama dua puluh satu tahun ia hidup, Klara hanya berteman dengan buku dan belajar mengenal dunia dari dalam buku bekas yang diberikan oleh donatur panti. “Iya, Nak. Sebenarnya ada yang ingin Ibu sampaikan padamu.” Klara terdiam sejenak. Bu Hasna tidak pernah mengatakan sesuatu dengan nada muram seperti itu kepadanya selama ini. Klara menutup bukunya dan beranjak untuk merapikan baju serta rambutnya yang semrawut akibat ikat rambutnya jatuh entah ke mana. Dia lalu berdiri tepat di depan sosok ibu angkatnya selama ini. Tinggi Klara sudah sejak lama melampaui milik Bu Hasna, sekarang wanita paruh baya itu hanya setinggi pundak Klara. Entah sejak kapan Klara tumbuh sebesar ini, Bu Hasna sudah lupa saking lamanya mereka hidup bersama di panti asuhan. “Bicara saja, Bu. Katakan padaku, apa ada masalah yang serius?” Bu Hasna menggeleng, dia mengukir senyuman di wajahnya yang mulai renta. “Tidak ada masalah, Klara. Hanya saja ada orang yang ingin bertemu denganmu sekarang juga.” “Bertemu denganku?” Klara menautkan kedua alisnya bingung. Memangnya ia punya teman sampai ada yang mau bertemu dengannya? Klara menatap Bu Hasna kembali seolah mempertanyakan siapa yang mau menemui orang tidak penting seperti dirinya. “Siapa yang mau menemuiku?” tanya Klara lagi. Bu Hasna menolak untuk mengatakannya dan justru menggandeng Klara hingga membuat gadis itu mendapat sentakan kecil karenanya. “Sudah, ayo ikut saja. Dia seseorang yang sangat baik. Kau mungkin akan senang menemuinya, nak.” “Baik, Bu. Aku akan menyusul setelah mengangkat jemuran, awannya semakin mendung. Sebentar lagi akan turun hujan.” Klara melepaskan tautan lengan ibu angkatnya tersebut dan hendak pergi sebelum Hasna menariknya kembali. “Hush! Biarkan saja. Aku akan menyuruh Ratih atau siapa yang mengangkat jemuran, kau tidak boleh membiarkan seseorang sepertinya menunggu untuk waktu lama.” Klara hendak menyangkal lagi, namun Bu Hasna tidak membiarkannya dan langsung menarik gadis penyendiri itu untuk ikut bersamanya ke ruang tamu. Klara mendesah pelan meski sejujurnya di dalam hatinya ia sangat gugup sekarang. Klara takut jika itu adalah orang tua yang akan mengadopsinya. Sungguh, jika itu yang akan terjadi, Klara merasa kasihan pada mereka yang mau merawat seseorang macam Klara. “Maaf Nyonya, sudah membuat anda menunggu lama. Ini dia gadis yang Nyonya ingin temui.” Punggung Klara didorong lembut ke depan, pandangan matanya menangkap sosok yang nampak asing di ingatannya. Ia sama sekali tidak mengenal siapa sosok wanita cantik yang tengah duduk di atas sofa sambil menyesap teh yang dibuat oleh Ratih, anak panti selain dirinya yang sudah tinggal lama di sini tanpa ada satupun yang mau mengadopsi. Lebih tepatnya, Ratih dan Klara yang tidak mau diadopsi dan memilih untuk menemani Bu Hasna untuk mengurus panti karena minimnya pekerja di sini sebagai upaya penghematan biaya. Wanita cantik itu lalu menatap Klara dari atas hingga bawah. Itu membuat Klara mendadak gugup saat diperhatikan secara mendetil seperti itu. Dia lalu menepuk bagian sofa yang masih kosong di sebelahnya, “Duduk di sini, cantik.” Klara menoleh dan menatap Bu Hasna. Wanita tua itu mengangguk lembut sambil mendorong punggung Klara menuju ke arah Nyonya cantik di depannya. Klara menarik napas panjang sebelum menghembuskannya perlahan, dia harus percaya diri dan tidak boleh mempermalukan nama Bu Hasna. Klara duduk di sebelah wanita cantik dan modis tersebut. “Kamu yang namanya Klara, ya?” tanya wanita tersebut yang Klara tidak tahu namanya. Klara lalu mengangguk sebagai jawaban. “Saya Klara, bu. Kalau boleh tahu, ada perihal apa Ibu sampai ingin bertemu secara pribadi dengan saya?” Sejak ia muda, Klara memang sudah terbiasa memakai kosakata formal dalam menulis maupun berkata-kata. Banyak orang yang mengira bahwa Klara dirasa terlalu sombong dan akhirnya tidak ada yang mau berteman dengannya karena gayanya yang sok formal seperti orang kaya padahal hanya anak yang dibuang. “Panggil tante dengan panggilan Tante Ayunda saja. Tante pengin ketemu kamu karena Hasna bilang kalau dia punya gadis yang masih lajang dan berpendidikan di panti asuhannya. Setelah Tante lihat kamu secara langsung, Hasna tidak berbohong ternyata. Seperti yang dia katakan, kamu begitu cantik dan tutur bahasamu sangat bagus. Sudah cocok untuk dijadikan istri anak tante. Bener ‘kan, Has?” “Duh, saya jadi malu. Klara memang tidak ada duanya, Nyonya. Dia juga bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan sempurna, pasti Klara akan jadi istri yang baik.” “Hahaha, kau benar. Aku juga sudah tidak sabar melihatnya nanti.” “Tunggu sebentar …,” gumam Klara yang syok saat mendengar kata istri dan hal-hal yang berkaitan dengan kata tersebut. Dia menoleh pada Bu Hasna, menatapnya untuk meminta jawaban. “Ibu, sebenarnya ada apa ini? Kenapa Tante Ayunda mengatakan sesuatu tentang menjadi seorang istri dan pekerjaan rumah?” Bu Hasna lalu mendekat sambil menggenggam telapak tangan Klara lembut. Ditatapnya bola mata Klara yang sebening embun di pagi hari tersebut dengan teduh, “Nyonya Ayunda … dia kemari untuk meminangmu sebagai istri dari anak laki-lakinya, Klara. Dia mau mengambilmu menjadi menantu perempuannya.” “Apa?” Seperti petir di siang hari, Klara tidak bisa berkata apapun lagi ketika mendengar keputusan egois seperti itu. Kenapa Bu Hasna tidak meminta pendapatnya terlebih dahulu? Kenapa harus Klara yang melakukannya? Dengan hati yang masih terombang-ambing, Klara mendadak berdiri. “Maaf, saya harus mengangkat jemuran di belakang panti.” Ia lalu pergi dengan wajah yang sangat muram dan mata penuh linangan air mata. Klara hanya tidak bisa menerimanya begitu saja, bagaimana bisa Bu Hasna melimpahkan keputusan besar seperti kehidupannya tanpa bertanya apapun terlebih dahulu pada Klara. “Klara! Klara tunggu nak!” Bu Hasna berdiri dan hendak mengejarnya. “Biarkan dia sendiri terlebih dahulu, Has. Ini salahku karena memintamu untuk tetap merahasiakan pernikahan ini darinya.” Ayunda menyesap teh di cangkirnya dengan perasaan bersalah. Dia tidak tahu segalanya akan menjadi seperti ini. Hasna duduk di samping Ayunda dan menepuk pundak wanita tersebut. “Tidak apa-apa, Nyonya. Pasti saya akan meyakinkan gadis itu untuk anda. Tapi kalau boleh saya tanya, kenapa Nyonya memilih seseorang seperti Klara? Dia masih terlalu kecil untuk pernikahan dan yang lainnya, Nyonya.” Ayunda meletakan cangkirnya di atas meja kembali dan menatap ke arah di mana Klara baru saja pergi. “Entahlah, Has. Firasat seorang ibu milikku mengatakan bahwa dia gadis yang tepat untuk putra sulungku, Dean. Mungkin pernikahan ini akan menjadi sangat berat untuknya dan aku tidak akan memaksa gadis sebaik itu untuk melakukannya. Sampaikan permohonan maafku pada Klara, Has.” Hasna menggeleng kecil, “Anda tidak salah apapun, Nyonya. Saya akan menyampaikannya pada Klara nanti.” Ucapan Hasna dibalas senyuman Ayunda yang kembali memudar secara perlahan. Ia harus segera mencarikan pasangan bagi Dean putranya setelah anak itu kembali dari penjara beberapa hari yang lalu. Ayunda merasa jika Dean perlu sebuah pengekang agar dia tidak bisa lagi sebebas sebelumnya dan mulai mengerti tentang tanggung jawab. Hanya pada alasan itulah Ayunda bergantung selama ini. Dari balik dinding, Klara mendengarkan semuanya. Ia menunduk sambil menatap jari-jari kakinya dalam diam. Klara bergumam lirih, mencoba mengeluarkan sesuatu yang berkecamuk di pikirannya sejak tadi, “Apa aku harus menerima pernikahan mendadak ini?”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.9K
bc

My Secret Little Wife

read
94.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook