Sore ini, mentari masih bersinar terang. Dirga, Andini dan Natasya, sudah tiba di bandara, bersiap menyusul Adit ke kampung halaman Tiyas. Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya sampai juga di penginapan yang sudah di sewa Adit. Kini matahari sudah terbenam. Koper yang berisi bingkisan untuk Tiyas, di biarkan saja di sana. Sepertinya mata dan tubuh mereka sudah terlalu lelah untuk membongkarnya. Begitupun Adit, walau ingin melihat bingkisan yang akan di bawa untuk melamar Tiyas, tapi matanya bagai dua magnet yang mengatup. Lelah, keempat orang itu terkapar. Malam berlalu begitu cepat, belum puas mata terpejam, adzan subuh sudah berkumandang. Dirga yang tidur sekamar dengan Adit, perlahan membuka matanya lalu bangun bersiap mengambik wudhu. Dilihatnya Adit yang masih lel

