Buru-buru Ratmi menarik tangan itu. Sungkan, tak enak hati melihat bekas majikan kecilnya itu membungkuk. "Nggak papa, Den, yang penting sekarang semua sudah jelas." Dirga tersenyum, kemudian menganguk dan mundur. Buk Ratmi menatap Adit, ada rasa bersalah di hatinya karena memperlakukan lelaki itu dengan kasar. "Den Adit, maafkan sikap saya kemarin ... Terimakasih sudah mau datang ke rumah ini." Ratmi tertunduk sedih. Adit mendekat, lalu membungkuk meraih tangan buk Ratmi, "Terimakasih, Bik, sudah mau memaafkan kami." Ratmi menarik tangan, lalu menutup mulut menahan tangis. "Alhamdulillah, semua sudah bermaaf maafan ... Sekerang izinkan kami menjamu ala kadarnya ... Tiyas, ayo, hidangkan makanannya." ujar Pak Saleh mencairkan suasana. Setelah semua bersalam-salaman, kem

