Gak Jelas Maunya

1433 Words
Tok Tok Tok "Masuk...!" perintah Farid sambil duduk bersandar di kursi kerjanya. "Silahkan Tuan laporan yang anda minta tadi!" kata Dewa asisten Farid sambil meletakkan sebuah berkas di atas meja Farid. "Jelaskan....!" perintah Farid sambil mengambil berkas yang di taruh di atas mejanya. " Namanya Sheila Az-zahra Putri, usia 25 tahun, tinggal di perumahan yang tak jauh dari tempat kerjanya berdua dengan asisten rumah tangga yang tak lain adalah pengasuh Nona Sheila sewaktu kecil, Bekerja sebagai guru matematika si SMP negeri dengan status PNS, orang tuanya punya usaha kuliner mempunyai tiga cabang, punya seorang kakak laki-laki mempunyai usaha bengkel mobil sudah punya empat cabang, pernah menjalin hubungan dengan anak pengusaha namanya Rayhan Angkasa. Anak dari Pramana Angkasa pemilik perusahaan Angkasa Mandiri saingan perusahaan Tuan sendiri. Mereka berpisah karena orang tua Rayhan tidak menyukai nona Sheila yang statusnya tidak sekelas dengan keluarga mereka. Rayhan pun di jodohkan teman bisnis orang tuanya. Dan nona Sheila juga salah satu penerima beasiswa dari perusahaan Tuan. dan faktanya memang nona Sheila yang menolong tuan Lima tahun yang lalu dari musibah itu" jelas Dewa. "Untuk lebih jelasnya tuan bisa lihat dokumen tersebut" tunjuk Dewa pada berkas yang dipegang Farid. "Mmm.....saya sudah menduga saat pertama kali melihatnya, tapi mengapa dia gak ingat sama saya ya?" gumam Farid sebenarnya pertanyaan itu juga untuk dirinya sendiri. "Mungkin karena sudah lama tuan jadi nona Sheila tidak mengingat anda" Dewa memberi pendapat. "Tuan jam dua siang ini anda ada jadwal bertema Clien dari PT Buana di SAP'S Cafe!" Dewa mengingatkan Farid jadwalnya. Farid pun mengangguk sebagai jawaban. ***** Waktu sudah menunjukkan jam Satu siang Sheila masih saja ngoreksi hasil kerja siswanya ketika handphonenya berbunyi. Takkan siakan dia... belum tentu ada yang seperti dia ... "Assalamualaikum...bestie... !" sapa seseorang yang terdengar bersemangat di telinga Sheila. "Waalaikum salam...." "Ya Nai....!" balas Sheila dengan lembut. "Masih sibuk Bu guru, gue kangen nih sama Lo dan yang lain.." jelas Naila. "Jam segini dah mau kelayapan aja gak diomelin tuh sama laki Lo ...?" tanya Sheila sambil tertawa kecil. "Ya gak lah, ya kali ketemu Lo sama Genk kita doang dia marah gue dah izin sama dia !" jelas Naila dengan nada gak sukanya atas pertanyaan Sheila. "Terus anak Lo...." tanya Sheila sambil membulak balik tugas siswa yang sedang dinilainya. " Tadi dijemput mertua, katanya kangen, makanya gue hubungin Lo buat ketemuan dan teman yang lain juga udah gue telpon sebelum nelpon Lo bestie" jelas Naila sambil terkekeh. "Gercep amat ibu muda satu ini?" goda Sheila. "Ok .... gue sama yang lain tunggu di tempat biasa!" jelas Naila. " Ok...Siap..." " Wassalamualaikum...." salam Sheila "Waalaikum salam...bestie...!" tutup Naila. **** Sekumpulan sahabat sedang bersenda gurau ketika Sheila sampai di tempat janjian mereka. Saat mereka menyadari Sheila datang mereka antusias berteriak menyambut Sheila. Untungnya sudah lewat jam makan siang kafe tampak sepi hanya tinggal beberapa orang pengunjung saja yang tersisa. "Sssst ....kalian berisik banget sih...ntar pelanggan kafe gue pada kabur lagi" intrupsi Sheila dengan wajah cemberut pura-pura marah. "Kita kangen Lo....Shei...makanya lupa kalau ini tempat umum" cengir Shinta sambil memeluk Sheila. Sheila pun memeluk sahabatnya itu dengan erat. Begitu pun dengan Naila, Salma dan Wanda. mereka berganti memeluk Sheila. "Apa kabar ...bestie, maaf telat tadi tanggung ngoreksi tugas siswa dulu!" jelas Sheila. Diantara mereka berlima hanya Sheila yang kerja terikat, Shinta punya usaha salon kecantikan, Salma punya usaha toko kue, Wanda anak konglomerat saat ini dia membantu usaha orang tuanya bila diperlukan dan Naila sejak menikah hanya menjadi ibu rumah tangga. " Kalian sudah pesan ...?" tanya Sheila sambil melambaikan tangannya untuk memanggil pramusaji. "Kami baru pesan minum sambil menunggu sang punya kafe datang, apa menu utama kafe ini?" tanya Naila. "Ya mbak Sheila...!" sapa pramusaji yang dipanggilnya. " Buatkan saya kopi dalgona 1, roti bakar coklat keju 1" pesan Sheila " Kalian mau apa?" tanya Sheila ke Sahabatnya. "Samain aja, tambah pisang bakar topping coklat keju parut 2" sambung Shinta, yang lain pun mengangguk tanda setuju. "Baik ...saya ulang ya....Roti bakar 5, pisang bakar 2, kopi dalgona 1" jelas pramusaji tersebut. Naila pun mengangguk sebagai jawaban. "Shei.. ..betah aja menjomblo, gak niatan cari ganti Rayhan secara dah lama gitu" tanya Naila tanpa disaring. "Doain aja ....gue masih betah sendiri" jawab Sheila sedikit males kalau ngomongin jodoh. "Kan kita mau yang terbaik buat Lo Shei...masa sendiri terus, atau gue kenalin sama teman laki gue gimana?" tanya Naila antusias. "Udah nanti aja bahasnya Nai!" mohon Sheila. " Jadi kapan tanggal pernikahan Lo sama ayang beb, Nda...?" tanya Shinta kepada Wanda. "Masih sebulan lagi jadi nyantai aja, takut sindrom pengantin gue kalau diingat-ingat" jelas Wanda dengan santainya. Mereka pun tertawa mendengar jawaban Wanda. Diantara mereka memang hanya Sheila yang masih menjomblo, Naila sudah menikah dua tahun yang lalu, Wanda tinggal menunggu hari H nya saja, Salma dan Shinta sudah punya tunangan. Pesanan mereka pun datang, mereka makan sambil ngobrol santai karena sudah lama gak bertemu. Sedangkan di tempat yang sama di dalam private room, Farid sedang meeting dengan kliennya. "Ok...jadi kita sepakat ya!" Seru Klien Farid sambil menjabat tangan farid Setelah sepakat mereka pun menanda tangani berkas kerja sama. Mereka pun makan dengan ngobrol santai. "Pak Farid sekali lagi terima kasih atas kepercayaan bapak kepada perusahaan kami, saya undur diri dulu masih ada yang harus saya urus" pamit klien nya tersebut yang bernama pak Sastro sambil berdiri dan mengulurkan tangannya untuk di jabat oleh Farid. Farid pun berdiri dan menjabat tangan pak Sastro "Sama-sama pak, silahkan" jawab Farid. Asisten Farid pun membukakan pintu untuk Pak Sastro. Dan ketika pintu terbuka suara tawa sekumpulan perempuan terdengar oleh Farid dan dia pun menoleh kearah tersebut. Dewa pun menutup pintu private room tersebut dan mendekati Farid. dan duduk di tempat semula dia duduk. "Tuan ada nona Sheila dan sahabatnya" lapor Dewa kepada Farid. "Ada yang kelewat tuan, ternyata, kafe ini adalah milik nona Sheila, dan fakta menarik lainnya guru les nona Adinda keponakan tuan juga nona Sheila. "Sejak nona Sheila merintis kafe ini dia sudah berhenti les privat dan satu-satunya murid privatnya saat ini hanya nona Adinda, karena permintaan dari nona Adinda sendiri karena dia sudah nyaman dengan nona Sheila" jelas Dewa. "Tolong panggilkan Sheila ke sini!" perintah Farid. Farid gak menyangka kalau Sheila bisa semandiri itu untuk membuktikan dirinya pada orang tua Rayhan. Menurut Farid Rayhan memang lelaki bodoh yang mau membuang perempuan seperti Sheila. "Nona Sheila maaf mengganggu, tuan saya ingin bertemu dengan anda" kata Dewa ketika dia sampai di samping Sheila. "Siapa ..?" jawab Sheila ragu. "Beliau ada di private room nomor dua" jelas Dewa. "Baik nanti saya akan ke sana" jawab Sheila sopan sambil menundukkan kepala tanda hormat. "Bawahannya aja ganteng gitu apalagi tuannya ya" seru Naila sambil terkekeh. "Maaf ya ..gue tinggal dulu!" kata Sheila gak enak hati. "Namanya juga costumer banyak macamnya" jawab Wanda. "Kalau gitu kita pamit aja dah sekalian, takut ganggu kerja Lo juga Shei, jangan lupa tuh seragamnya diganti!" kata Salma yang terkenal kalem dari sahabat Sheila yang lain. "Ok deh....makasih ya!" ujar Sheila kemudian mereka pun berpelukan satu persatu tanda pamit. "Kalau ganteng kenalin ya Shei ...!" bisik Naila sambil terkekeh. "Inget laki di rumah" ketus Sheila, tak ayal para sahabatnya tertawa juga. Setelah sahabatnya pergi baru Sheila menemui costumernya yang ada di private room nomor dua itu "Selamat siang ada yang bisa saya bantu" sapa Sheila ketika pintu sudah terbuka karena ada yang membuka dari dalam. "Silakan masuk nona Sheila!" Kata Dewa. Sheila pun masuk tanpa melihat orang yang sedang duduk menyamping tersebut. " Pak Farid ....!" seru Sheila ketika orang yang di depannya adalah Farid yang tadi pagi bertemu dengannya di sekolah. " Apa kabar Bu Sheila!" sapa Farid sambil tersenyum tipis. "Ba..baik, ada yang bisa saya bantu" jawab Sheila gugup jangan tanya jantungnya yang berdetak kencang entah karena apa. "Apakah kafe ini punya anda, Bu Sheila?" tanya Farid santai agar Sheila tidak tegang. Tapi nyatanya terasa gugup dan "Ternyata anda benar-benar hebat pak Farid bisa tahu tentang saya" jawab Sheila sambil tersenyum tipis dan mencoba untuk santai. "Atau waktu Anda terlalu longgar untuk seorang pengusaha sukses?" cibir Sheila. Karena yang tahu kafe ini punya Sheila hanya sahabatnya dan karyawannya. Karena Farid tidak memberi tanggapan apapun Sheila pun mengalihkan pembicaraan. "Maaf ...Pak ada yang bisa saya bantu ?" Sheila mengulang pertanyaannya. "Oh tidak ada...terima kasih atas waktu anda Bu Sheila!" kata Farid sambil menatap Sheila tanpa ekspresi.. Kemudian Farid berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut. Sheila pun tak tahu harus bicara apa dengan sikap Farid yang gak jelas. Dan Sheila pun keluar dari ruangan tersebut menuju lantai atas ke ruang kerjanya. "Gak jelas banget sih tuh orang, manggil iya di datangin cuma nanya, kafe ini punya anda, ih...gak jelas buang-buang waktu aja" gumam Sheila pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD