Part 32

1560 Words

"Aku merindukannya." Kalimat itu meluncur tanpa sadar dari mulut Liu. Baru saja dia mendapatkan suntikan obat penahan sakit, dan seluruh sendinya terasa kebas. Meskipun begitu, dia tetap tidak bisa leluasa bergerak sebab pusat luka itu berada di dadanya. Seolah-olah semua syarafnya berpusat di sana dan menyalurkan perintah untuk berhenti beroperasi. Dia pernah mencoba bangun sesekali, tapi hanya berakhir jatuh berbaring kembali. Saat itu terjadi, Zen di sampingnya menatap dengan mata yang tidak terbaca, tapi dia tidak bicara apa pun. "Kenapa kau masih di sini?" Liu berbaring miring, sementara di depannya adalah kepala Zen yang tertunduk. "Kau harus pulang. Kau pasti lelah." Zen dengan suara letih berkata, "Aku akan pergi setelah ada kerabatmu yang datang." "Aku akan menghubungi kakak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD