22. Tanpa Jejak

1511 Words

Tubuh Wulan limbung hingga tanpa sadar punggungnya membentur dinding kamar mandi. Seandainya saja dia tak berpegangan pada terali besi khusus yang ada dalam ruangan itu, mungkin dirinya sudah jatuh di lantai. Suara yang baru saja dia dengar hingga membuatnya pucat pasi bukanlah suara Nada, melainkan suara cucunya, Ken. Ya, bayi itu terdengar sedang tertawa lepas, dan Wulan tak tahu hal apa yang membuat cucunya itu terdengar sangat bahagia. "b*****h sialan, kamu Nada! Kembalikan cucuku! Asal kamu tahu, kakekmu sedang sekarat di rumah sakit," ucap Wulan dengan tubuh gemetaran. Tak akan dia biarkan ada orang yang mempermainkan dirinya, apa lagi seorang gadis bisu, menantu yang tak memiliki kualitas apa-apa. Lagi, hanya gelak tawa Ken yang sampai di rungu Wulan. Semakin meradang saja wan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD