“Ikut dia, Pak Dadan,” perintah Ben pada sopir yang sudah bekerja belasan tahun dengannya. Pak Dadan mengangguk dan mengunci tatapannya pada sosok Freya yang terus berjalan, tidak sadar bahwa sedang diikuti sebuah mobil. “Kenapa kita nggak turun aja?” tanya Kaia pada Ben tanpa mengalihkan tatapannya dari Freya. Kondisi jalan yang macet sebenarnya memudahkan mereka untuk berhenti dan turun saat itu juga. Posisi Freya berjalan di sisi kanan jalan. Mereka hanya perlu menyebrang dan menangkapnya sekarang. “Jangan. Kalau dia melihat kita, mungkin dia akan kabur sebelum kita sempat menangkapnya. Aku telepon polisi dulu.” Ben bicara sambil menempelkan ponsel ke telinga. “Halo, Hans?” “Ada apa, Pak Ben?” “Kamu masih menugaskan orang untuk mencari Freya kan?” “Masih, Pak. Kenapa? Bapak menda