“Liam mana?” tanya Kaia saat tak mendapati bayi mungil itu di mana pun. Wajahnya sedikit tegang dan panik. Kaia langsung diperbolehkan pulang setelah menginap satu malam di rumah sakit karena kondisinya cukup stabil. “Ah, aku lupa bilang. Aku menitipkan Liam ke Sekar,” kata Ben sedikit menyesal. Ia benar-benar lupa untuk menyampaikan informasi itu. “Sekar?” Kaia mengernyit. “Ibunya Freya?” “Iya.” Ben mendekati Kaia, mengusap kerutan di kening Kaia dengan jempolnya. “Kondisi kamu kemarin nggak stabil, Kai.” “Kan bisa dipegang Bi Narsih dulu? Lagi pula aku cuma sehari di rumah sakit.” Kaia masih merengut, bersikap defensif. “Kita nggak tahu kalau kamu bakal cuma dirawat sehari di rumah sakit. Dan pertimbangan utamaku adalah Liam itu anak Farel.” Ben menekankan kalimatnya. “Sementara ka