Bab 21. Muka Dua

1404 Words

“Kai, jangan ngidam yang aneh-aneh bisa nggak?” tanya Ben saat melihat Kaia menurunkan tatapannya ke lengan atas Ben. Sudah seminggu ini Kaia seperti kecanduan menggigit lengannya. Sejak kejadian di kantor Kaia itu, hampir setiap hari Kaia memelas minta diizinkan menggigit lengan Ben. “Gemes, Pak. Saya baru nyadar lengan Bapak segede ini.” Kaia melingkarkan kedua tangannya yang kurus ke lengan Ben. “Astaga, seukuran dua tangan saya loh.” “Jangan minta gigit, ya? Sudah, Kai. Lama-lama sakit juga loh.” Ben sedikit menggeser duduknya menjauhi Kaia. Angga yang menyetir mobil hanya bisa mengulum senyum melihat Ben seperti ketakutan dengan Kaia. Sementara Kaia tetap menatap lengan Ben seperti melihat daging lezat. “Biarin, Pak. Nanti anak Bapak ngiler kalau nggak diturutin ngidamnya.” Ia me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD