Bab 77. Selamat Tinggal

1246 Words

“Kai, kamu yakin?” Ben menatap Kaia lurus-lurus. Setelah berbulan-bulan tak pernah membicarakan Suhendar, tiba-tiba Kaia berkata ingin bertemu dengannya. Siapa yang tidak terkejut? Kaia tampak ragu, tapi ia tetap mengangguk juga. “Aku juga pengen menemukan penyelesaian soal hubunganku sama ayahku, Mas.” “Tapi kamu yakin kamu bakal baik-baik aja kalau ketemu dia?” “Sama kayak Liam, sepertinya aku bakal baru tahu siap atau enggak setelah ketemu langsung.” Ben tak langsung menanggapi, ia hanya terus mencari sesuatu dalam sorot mata Kaia. Sorot matanya terlihat ragu, tapi juga ada kesungguhan di sana. “Oke, boleh,” ucap Ben kemudian. “Tapi dengan syarat, kamu pikirkan matang-matang dulu selama seminggu ini, minggu depan kita baru ketemu ayah kamu di penjara. Gimana?” Awalnya Kaia mau pr

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD