15

1130 Words
"iya Bu malam ini Rania tidur disini. Kasihan kayaknya dia capek banget. Tadi sepulang kerja dia malah bantu beresin dapur aku. Dan sekarang dia malah ketiduran." Kata Reynold sambil melihat Rania yang tertidur di sofa ruang tv miliknya Rania benar-benar luar biasa. Sepulang kerja hingga hampir pukul 9 malam ia membereskan seisi dapur Reynold. Ia membersihkan semua sisi yang ada di dapur Reynold dan memasukkan beberapa barang belanjaan yang ia beli tadi sepulang dari kantor. Dan sekarang dapur Reynold benar-benar sangat bersih. Walaupun selama membersihkan dapur, Rania sering mengomel dan menasehati Reynold bahwa ia jangan lupa untuk mengisi kulkasnya dan segera mencari asisten rumah tangga yang baru agar apartemennya jadi lebih rapi lagi. Reynold merasa senang karena walaupun Rania bisa di bilang cerewet tapi ia tahu bahwa pacarnya ini sangat perhatian padanya. Dan Reynold baru tahu bahwa sikap pacarnya ini sangat cerewet padahal dulu ketika mereka belum berpacaran Rania sangat pendiam. "Iya ibu tenang aja. Rey ga akan pernah lupa janji Rey sama ibu. Jadi ibu ga usah khawatir. Ibu harus percaya sama Rey." Kata Reynold melalui sambungan telepon dengan Ibu Irma Setelah berbicara dengan Bu Irma, Reynold berjalan menuju sofa dimana Rania tertidur. "Babe why you so beautiful although you sleep?" Kata Reynold sambil mengusap pipi cubby Rania Flashback .... Setelah acara beres-beres yang dilakukan Rania selesai, Reynold akhirnya memutuskan memesan 1 loyang pizza untuk makan malam mereka berdua. Dan betul saja Rania makan dengan sangat lahap. " Rey, maaf ya aku ga masak buat makan malam. Aku capek banget habis beresin dapur kamu." Kata Rania sambil mengunyah pizza-nya "Ga papa babe. Lain kali kamu kan juga bisa masak lagi. Lagian kamu juga udah aku bilangin ga usah diberesin tetep aja di beresin. Nanti kan aku bisa minta orang lain buat beresin." Kata Reynold sambil memeluk Rania Saat ini mereka ada di sofa dengan posisi Rania bersandar di d**a bidang Reynold. Dan tentu saja sambil menikmati pizza yang Reynold pesan. "Aku tuh ga suka kalau lihat hal-hal berantakan kayak gitu. Tangan aku tuh gatal kalau ga beresin. Kamu juga sih umur udah setua ini tapi masih aja gan bisa tapi." Kata Rania yang kembali mengomel "Babe kamu tuh dari tadi ngomel terus. Lagi PMS ya? Nanti kalau kita nikah kamu jangan sering-sering ngomel ya?" Kata Reynold mencoba bercanda "Ya udah kalau ga suka aku ngomel-ngomel mending cari cewek lain aja yang ga suka ngomel-ngomel. Tahu gitu tadi aku ga kesini. Udah deh kalau gitu aku pulang aja." Kata Rania ngambek Rania pun bangkit dari sofa dan bersiap untuk siap pulang. Reynold yang melihat sang pacar ngambek langsung memeluknya dari belakang. "Ok. Aku minta maaf. Ayolah babe aku cuma bercanda kok. Kamu kan janji nginep disini. Besok kan kamu mau nemenin aku buat ke konser kan?" Kata Reynold mencoba merayu Rania "Tadi bilangnya ga suka cewek tukang ngomel kayak aku. Kenapa sekarang pakai meluk segala. Udah deh aku mau pulang. Kamu cari aja cewek lain yang mau nemenin konser besok." Kata Rania ngambek "Babe sorry. Aku ga akan pernah mengganti kamu dengan perempuan lain. Bagiku kamu itu masa depan aku. Kamu tahu aku orangnya ga rapi tapi aku dapat pasangan yang suka banget ngerapiin semua barang-barang aku. Walaupun kamu suka ngomel tapi aku tahu itu juga demi kebaikan aku. So, dont say to leave me. Because I really love you. And I want grow up together with you babe." Kata Reynold penuh ketulusan Rania sempat terpana mendengar kata-kata dari sang pacar. Reynold selalu punya cara untuk membuat dirinya merasa dibutuhkan. Merasa bahwa dirinya adalah sosok penting dalam hidupnya. Dan yang pasti Reynold tahu bagaimana membuatnya nyaman berada disisinya. "Dasar gombal. Tapi terima kasih kalau kamu berpikir begitu. Aku cuma mau hidup kamu lebih teratur. Aku ga mau kamu sakit. Kalau kamu sakit aku juga yang repot. Jadi apa yang aku lakuin buat kamu itu ya buat kebaikan kamu." Kata Rania sambil memandang wajah tampan Reynold "I know babe." Kata Rania memeluk erat sang pacar Reynold merasa beruntung memiliki Rania dalam hidupnya. Ia merasa tak salah memilih Rania sebagai calon isterinya. Karena di masa depan nanti Rania pasti akan membuat rumahnya menjadi sangat nyaman untuk ia dan anak-anaknya tinggali nanti. Dan yang pasti Rania akan selalu menjadi penyeimbang dalam hidupnya. Setelah itu pun mereka menghabiskan malam dengan bercerita tentang banyak hal hingga pizza yang mereka pesan sudah habis. Dan Rania tertidur seperti saat ini Flashback off "Babe aku ga tahu gimana hidup aku kalau ga ada kamu. Aku sangat bersyukur ada kamu walaupun kamu sering ngomel dan suka ngambek kalau aku goda tapi aku akan selalu membuat kamu setiap hari tersenyum." Kata Reynold sambil memandang wajah Rania yang tertidur Reynold merasa damai ketika melihat wajah tidur Rania. Dan ia ingin setiap mau tidur maupun bangun tidur ia ingin melihat wajah damai Rania. Reynold pun menggendong tubuh gendut Rania tanpa rasa berat karena memang tubuh Reynold yang sixpack hasil kerja kerasnya di gym. Reynold memindahkan Rania ke kamarnya agar tidurnya lebih nyaman. "Good night babe. Sweet dream." Kata Reynold mengecup kening Rania Reynold meninggalkan Rania yang tampak nyaman tidur di ranjang milik Reynold. Ia harus mengerjakan beberapa pekerjaan yang tadi Pak Hadi email padanya. Jadi ia harus menyelesaikannya sekarang. Suasana di luar hujan saat ini dan suara petir silih berganti berdentum. Di dalam kamar tampak Rania tidur tidak tenang. Suara petir yang terus berbunyi membuat tidurnya tak nyenyak. "Arghhhhh." Teriak Rania ketakutan Rania terbangun karena suara petir yang terus saja berbunyi dari tadi. Rania benci sekali suara petir. Suara petir membuatnya ketakutan. Dulu ketika kecil ia selalu tidur bersama Bu Irma bila petir terdengar. Jika tidak maka bisa dipastikan semalaman ia tidak akan tidur. Dengan ketakutan ia mencoba mencari Reynold. Karena ia benar-benar takut sekarang. "Rey." Panggil Rania Rania pun bangkit dari ranjang dan mencoba mencari keberadaan Reynold. Ketika sampai di ruang kerja Reynold, ia langsung berlari dan memeluk Reynold "Hei babe ada apa?" Tanya Reynold kaget melihat Rania tiba-tiba memeluknya "Aku takut petir. Please temenin aku tidur." Kata Rania yang memeluk Reynold dengan tubuh yang gemetar Reynold sedikit kaget ketika melihat sang pacar seperti ini. Dan ia baru tahu jika Rania takut petir. "Ok aku bakal temenin kamu. Ayo kita balik ke kamar." Kata Reynold Dengan hati-hati Reynold mengajak Rania menuju kamarnya. Dan Rania tampak memeluk erat Reynold selama perjalanan menuju kamar. "Pokoknya jangan tinggal aku sendirian. Kamu harus tidur disini." Kata Rania memeluk erat tubuh Reynold "Cuppp" Reynold mengecup kening Rania agar membuat sang pacar tenang. "I never leave you babe." Kata Reynold mencoba menenangkan Rania Lama-lama Rania pun terlelap tidur setelah Reynold terus mengelus punggung Rania hingga akhirnya bisa tertidur lagi. Reynold tadi sempat kaget melihat wajah ketakutan pada Rania. Dan melihat itu semakin membuat Reynold semakin yakin akan segera menjadikan Rania sebagai isterinya. Agar setiap saat ia bisa menjaganya. Karena Reynold sudah yakin jika Rania adalah masa depannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD