"Bu makasih buat makan siangnya. Sotonya enak banget." Kata Rania pada ibu penjual soto
"Sama-sama neng. Ibu senang kalau soto ibu enak. Dan semoga neng bisa di terima di kantor ini." Kata sang ibu mendoakan
"Amin. Makasi atas doanya ya Bu." Kata Rania tulus
45 menit yang lalu
"Selamat untuk kalian bertiga yang berhasil hingga tahap terakhir. Dan untuk tahap terakhir ini CEO Johnson Corporate langsung yang akan mewawancarai kalian bertiga." Kata Tiara menjelaskan
"Ya benar mbak kalau Reynold Johnson akan melakukan interview." Kata Lisa salah satu peserta yang diterima
"Iya. Pak Reynold akan mewawancarai kalian bertiga secara langsung. Karena beliau sendiri yang akan menilai dan memilih langsung asisten pribadi yang sesuai dengan kriteria beliau. Wawancara akhir akan dilakukan setelah jam makan siang. Dan untuk makan siang kalian bisa langsung menuju kantin perusahaan yang ada di lantai dasar. Kalian cukup menunjukkan kartu ini dan kalian bisa makan disana." Kata Tiara memberikan kartu khusus untuk makan siang
Rania dan kedua peserta yang lolos menerima kartu pemberian dari Tiara.
"Nanti tepat pukul 1 siang kalian sudah berada di sini. Dan nanti saya akan mengantar kalian ke ruangan Pak Reynold. Kalau gitu kalian boleh istirahat." Kata Tiara yang sudah berjalan meninggalkan ruangan
"Pokoknya gue harus dapat kerjaan ini. Gue harus tampil secantik mungkin biar bisa menarik perhatian Pak Reynold. Siapa tahu gue nanti bisa jadi isteri pak Reynold." Kata Donna salah satu peserta yang lolos
"Jangan mimpi loe. Mana mau Pak Reynold milih cewek krempeng kayak loe. Mending gue kemana-mana. Liat gue cantik, sexy, dan yang pasti gue bisa muasin Pak Reynold di ranjang." Kata Lisa vulgar
Rania merasa jijik mendengar perkataan kedua cewek itu. Apa mereka ga punya harga diri atau gimana. Walaupun dirinya kalah segalanya dari mereka berdua tapi ia masih punya harga diri. Baginya seorang wanita harus tetap mempertahankan harga dirinya. Jangan pernah terlihat murahan di depan laki-laki manapun.
"Hei gendut ngapain kamu ngelihat kami? Iri sama penampilan kami yang cantik? Jangan mimpi buat bisa jadi isteri Pak Reynold." Kata Lisa menyindir
"Ga kok mbak. Saya kesini cuma mau ngelamar kerja aja. Dan saya tak punya kepikiran sampai kesitu." Kata Rania sopan
"Bagus deh kalau loe sadar diri. Cewek gendut kayak loe ga akan pernah pantes jadi isteri orang kaya. Mending loe cabut aja dari sini. Karena pekerjaan ini hanya kami berdua yang akan ngedapetinnya." Kata Donna tak kalah sarkas
"Loe benar. Mana ada asisten pribadi seorang CEO penampilannya udik gitu. Mana badan Segede gajah gitu. Gue yakin Pak Reynold ga akan milih loe. Daripada loe sakit hati nanti lebih baik loe balik aja." Kata Lisa menghina Rania
Ingin rasanya Rania menampar kedua perempuan itu. Karena omongannya sangat merendahkannya. Tapi jika ia membalas omongan mereka dengan sama kasarnya, ia Sam saja seperti mereka.
"Makasi mbak atas sarannya. Tapi saya mau nyoba sampai akhir. Entah nanti mau di terima atau tidak yang penting saya sudah pernah mencoba. Hitung-hitung untuk pengalaman saya." Kata Rania dengan sopan dan tersenyum
Kedua wanita itu tampak marah mendengar balasan dari Rania.
"Terserah loe. Yang harus loe ingat karena kerjaan ini hanya buat gue." Kata Lisa meninggalkan ruangan itu
Dan tak lama Donna pun ikut pergi dan tinggallah Rania sendiri. Rania pun segera membereskan peralatannya ke tas dan segera menuju ke kantin. Karena ia memang sudah lapar.
Rania kembali lagi ke ruang meeting dan masih ada waktu 10 menit sebelum sesi interview di mulai. Disana tampak Lisa dan Donna sudah berdandan habis-habisan untuk menarik perhatian CEO perusahaan ini. Bahkan Lisa mengganti bajunya dengan baju yang jauh lebih seksi lagi. Rania yang melihat dandanan mereka berdua terlihat sangat risih. Menurutnya mereka berpenampilan berlebihan.
"Ngapain loe lihat-lihat? Loe itu ga sama kayak kita?" Kata Lisa galak
"Ga kok mbak." Kata Rania bersikap ramah
Rania pun memilih untuk menjauh dari mereka berdua. Ia lebih memilih membaca buku yang memang ia bawa tadi. Karena bagi Rania jika ia merasa butuh ketenangan membaca buku menjadi salah satu hal favoritnya.
Rania jadi ingat bagaimana ia bisa jatuh cinta dengan membaca. Dulu ketika ia sekolah ia sering menghabiskan waktunya di perpustakaan. Karena bagi Rania dengan membaca buku bisa membuatnya mengetahui banyak hal. Saat itu panti tempatnya tinggal memang sering mengalami kesulitan. Jadi jarang sekali anak panti pergi bermain atau membeli mainan baru. Dan untuk mengusir semua rasa penasaran Rania tentang banyak hal ia memilih untuk membaca buku. Dengan membaca buku ia bisa tahu banyak hal. Dan dengan membaca buku bisa membuatnya mendapatkan beasiswa untuk sekolahnya.
Setengah jam lamanya ia menunggu gilirannya untuk melakukan wawancara. Dan ia menjadi peserta terakhir yang melakukan wawancara.
"Rania Wulandari." Panggil Tiara
"Ya Mbak saya Rania Wulandari." Jawab Rania
"Silahkan masuk ke dalam. Pak Reynold sudah menunggu." Kata Tiara
"Baik mbak." Jawab Rania
"Hahhh"
Rania menghembuskan nafasnya. Ia membuang semua rasa gugupnya. Sekarang ia harus menghadapi apapun di balik pintu itu.
Dengan Langkan percaya diri Rania masuk ke ruangan itu. Ketika masuk ia melihat seorang laki-laki yang memandangnya begitu tajam.
"Selamat siang pak. Saya Rania Wulandari." Kata Rania memperkenalkan diri
"Silahkan duduk." Kata Reynold mempersilahkan Rania duduk
Rania pun berjalan mendekat dan duduk di tempat yang disediakan.
Sedangkan Reynold terus saja memandang Rania. Dalam hati ia ingin segera memeluk gadisnya itu. Ia semakin terpesona dengan gadisnya. Karena gadisnya ini sangat berbeda dengan wanita kebanyakan. Contohnya saja dua peserta interview sebelumnya. Mereka benar-benar membuat Reynold muak dan jijik. Mereka berdua secara terang-terangan merayu dirinya. Bahkan ada yang berpenampilan bak jalang di hadapan Reynold. Bukannya merasa senang atau kagum tapi Reynold merasa jijik melihatnya.
"Dari CV yang saya baca kamu baru saja lulus kuliah?" Tanya Reynold mencoba bersikap profesional
"Iya Pak saya baru saja lulus kuliah." Jawab Rania
"Darimana kamu tahu jika di perusahan ini sedang membutuhkan pegawai?" Tanya Reynold
"Sebelumnya saya bekerja di sebuah coffe shop di sekitar kantor ini. Dan kebetulan salah satu pelanggan coffe shop tempat saya bekerja memberitahukan saya bahwa ada lowongan pekerjaan di perusahaan ini. Jadi saya mencoba melamar disini dan berharap bisa di panggil untuk interview. Dan ternyata benar keesokan harinya saya ditelepon dan diminta untuk datang." Jawab Rania percaya diri
"Ok. Saya hanya ingin kamu memperkenalkan diri kamu dan apa alasan kamu mau bekerja disini." Tanya Reynold
Reynold pun menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya sambil menanti Rania bercerita.
"Sebelumnya terima kasih bapak mau meluangkan waktunya untuk bisa melakukan interview dengan saya. Nama saya Rania Wulandari. Dan saya merupakan sarjana ekonomi. Saya tinggal di panti asuhan dari kecil hingga saat ini." Kata Rania
"Tunggu kamu tinggal di panti asuhan?" Tanya Reynold kaget
"Iya pak. Dari kecil saya tinggal di panti asuhan. Dan saya tidak tahu siapa orang tua kandung saya. Tapi saya tak pernah mempermasalahkannya karena saya sangat bersyukur dengan kehidupan saya sekarang. Dan alasan saya melamar pekerjaan ini karena saya yakin perusahan ini menjadi salah satu perusahaan terbesar di negeri ini. Dan saya yakin jika saya bekerja disini maka gaji yang diberikan pasti lebih banyak daripada saya bekerja di coffe shop dulu. Dengan gaji yang lebih besar maka saya dapat membantu ibu dan dan adik-adik di panti asuhan." Kata Rania dengan penuh ketulusan
Reynold seakan tertampar dengan omongan yang Rania katakan. Ia tak menyangka di balik senyum manisnya, gadisnya ini memiliki masalah di kehidupannya. Dan yang membuat Reynold kagum karena gadisnya ini tak menyalahkan orang tua kandungnya karena sudah membuangnya. Bahkan ia sangat bersyukur dengan kehidupan yang ia miliki sekarang. Dan yang membuat Reynold tambah jatuh cinta pada gadisnya karena gadisnya ini sangat peduli dengan orang lain. Ia bahkan bersedia bekerja keras untuk bisa membantu panti asuhan dimana dia tinggal.
"Jika nanti kamu diterima di perusahan ini apa kamu bersedia bekerja keras bahkan mungkin sering lembur?" Tanya Reynold lagi
"Mungkin secara pengalaman saya masih sangat sedikit di bandingkan dengan yang lain. Tapi dalam prinsip saya. Ketika saya sudah melakukan suatu pekerjaan maka saya akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan hingga tuntas." Kata Rania menjawab dengan percaya diri
Senyum tak bisa lagi Reynold tutupin. Ia benar-benar sudah terpesona dengan gadisnya ini. Ia tak punya pilihan lain selain akan menerimanya.
"Ok. Saya kira cukup. Kamu tunggu saya nanti keputusannya. Pihak HRD akan menghubungi kamu lagi." Kata Reynold
"Baik. Terima kasih atas waktunya. Kalau begitu saya permisi." Kata Rania
Rania pun meninggalkan ruangan Reynold dengan rasa lega. Setidaknya ia sudah melakukan yang terbaik. Sekarang ia hanya menunggu hasilnya diterima ataupun tidak.
Sementara itu Reynold masih terpaku ketika melihat dan mendengar semua perkataan gadisnya. Ia tak menyangka jika gadisnya itu adalah sosok gadis yang sangat tangguh. Dan Reynold bangga bisa mengenal seorang Rania Wulandari.
Reynold pun mengambil hpnya untuk menghubungi seseorang.
"Max, kamu cari semua informasi tentang Rania Wulandari. Saya mau semua informasinya secara mendetail." Perintah Reynold
"Baik tuan muda." Jawab Maxi di ujung telepon
"Babe, you must be mine. And now I Will protect you." Kata Reynold penuh janji