Rania sudah berdiri di depan gedung besar yang akan menjadi langkah awalnya mendapatkan pekerjaan. Jam baru menunjukkan pukul 8.15 pagi ketika ia sampai disana. Ia memang sengaja datang lebih awal agar tidak terburu-buru. Dan yang paling penting ia ingin mempersiapkan dirinya dalam test interview nanti. Dan ia akan berusaha memberikan yang terbaik yang ia miliki seperti kata ibu Irma.
"Rania kamu pasti bisa." Kata Rania menyemangati dirinya
Rania pun berjalan menuju tempat resepsionis untuk menanyakan dimana tempat interview akan dilakukan.
"Selamat pagi mbak. Maaf saya mau tanya tempat untuk interview dimana ya?" Tanya Rania pada sang resepsionis
"Pagi mbak. Mbaknya yang pagi ini ikut interview ya?" Tanya sang resepsionis yang bernama Santi
"Iya mbak. Kemarin saya ditelepon untuk datang mengikuti interview." Jawab Rania tak kalah ramah
"Kalau gitu mbak ikut saya." Kata Santi yang menunjukkan tempat interviewnya
Rania pun berjalan mengikuti kemana Santi menunjukkan tempat interview akan diadakan.
"Mbak bisa nunggu disini sebelum nanti jam 9 interview akan dimulai. Nanti pihak HRD akan memanggil mbak buat interview." Kata Santi menjelaskan
"Makasi mbak." Kata Rania ramah
"Panggil saya Santi saja. Sepertinya umur kita ga beda jauh juga. Semoga kamu sukses ya." Kata Santi memberi semangat
"Makasi Santi. Saya Rania. Panggil Rania saja." Kata Rania membalas balik
Rania pun duduk di ruangan itu seorang diri. Karena ia memang datang lebih awal dari jam yang sudah di tentukan. Ada sedikit rasa gugup terlihat dari wajah cantiknya yang polos. Ya wajar saja ia merasa gugup karena ia baru saja lulus kuliah dan sekarang mendapat kesempatan untuk melakukan interview di perusahaan yang sangat besar. Tapi Rania selalu ingat pesan ibunya bahwa jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh maka ia akan merasa puas dengan segala hasil yang ia dapat nanti. Baik hasilnya buruk sekalipun tapi tak akan ada rasa penyesalan karena sudah memberikan yang terbaik yang ia bisa.
"Rani semangat." Kata Rania menyemangati dirinya
Sementara itu disebuah ruangan tampak seorang laki-laki tampan yang kembali terkesima melihat wajah gadisnya melalui laptop miliknya. Bagaimana bisa ia semakin terpesona melihat gadisnya pagi ini. Senyum indahnya membuat jantung laki-laki itu berdebar hanya dengan melihatnya. Dan laki-laki itu adalah Reynold Johson.
"You're perfect today babe." Gumam Reynold saat melihat wajah Rania di layar laptopnya
Tok...Tok..Tok...
"Masuk." Kata Reynold
"Pagi tuan muda." Sapa Pak Hadi
"Pagi pak Hadi. Bagaimana proses interviewnya?" Tanya Reynold
"Semua berjalan lancar tuan. Saat ini sedang diadakan test dari pihak HRD. Setelah itu akan di seleksi hingga sampai tahap selanjutnya." Kata Pak Hadi menjelaskan
"Bagus. Dan Pak Hadi untuk peserta atas nama Rania Wulandari saya ingin dia melakukan tes yang sama seperti yang lain. Saya ingin lihat bagaimana kemampuannya. Dan saya mau tahu semua hasil interview hari ini." Perintah Reynold
"Baik Tuan muda. Saya akan melakukannya sesuai prosedur. Dan saya akan melaporkan semuanya kepada tuan muda." Kata Pak Hadi patuh
Waktu pun semakin berjalan dan jam sudah hampir menunjukkan pukul 9 pagi. Rania melihat beberapa saingan interviewnya yang bisa dibilang gayanya lebih modis dan cantik daripada dirinya. Bahkaj secara terang-terangan mereka seakan memandang tak suka pada Rania. Mungkin mereka berkata dalam hati ngapain cewek gendut kayak dirinya melamar pekerjaan disini. Dan mereka menatap Rania merendahkan. Seakan-akan Rania tak pantas berada disini. Ada sedikit rasa minder di hati Rania. Bayangkan saja penampilannya jauh di bandingkan peserta interview lainnya. Rania bisa melihat mereka memakai pakaian yang mahal, tas, dan sepatu yang mahal juga. Serta mereka tampak cantik dengan polesan makeup di wajah mereka. Rania pun memandang penampilannya yang bisa di bilang sangat biasa aja.
Rania pun menggelengkan kepalanya membuang semua pikiran buruk di kepalanya. Ia selalu teringat pesan ibu Irma untuk selalu berjuang sampai akhir. Dan Rania akan melakukannya kali ini. Ia akan membuktikan bahwa ia layak mengikuti interview ini karena kemampuannya yang tak bisa dipandang remeh.
"Selamat pagi semua. Perkenalkan saya Tiara HRD di Johson Corporate. Terima kasih atas kehadiran kalian semua di interview pagi ini. Jadi kami membuka lowongan kerja ini untuk mencari asisten pribadi CEO perusahaan ini. Setelah ini saya akan meminta kalian melakukan beberapa tes dan nanti dari perusahan akan memilih dan menilai siapa yang pantas menjadi asisten pribadi CEO di perusahaan ini." Kata Tiara HRD di perusahaan ini
Suasana ruangan interview yang awalnya sepi menjadi sedikit gaduh karena beberapa peserta interview yang senang bila di terima sebagai asisten pribadi CEO di perusahaan ini. Sedangakan Rania terus berkonsentrasi mendengar semua penjelasan dari Tiara tentang tes apa saja yang akan dilalui.
Setelah Tiara menjelaskan semua prosedur tentang penerimaan karyawan baru di sini, tes pun di mulai. Semua langsung sibuk dengan beberapa kertas soal yang diberikan. Dan suasana ruangan kembali tenang. Para peserta interview tampak serius mengerjakan beberapa soal yang di berikan oleh pihak perusahaan. Tak terkecuali Rania. Ia tampak fokus dengan segala soal yang diberikan. Ia merasa percaya diri mengerjakan soal-soal itu. Karena ia ketika Rania mengerjakan suatu pekerjaan maka ia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Sementara itu Reynold tampak sibuk mengerjakan beberapa dokumen perusahaan yang sedari tadi tak kunjung selesai. Sesekali ia melirik ke arah laptopnya dimana disana sang gadis tampak sedang mengerjakan beberapa test yang perusahaan berikan. Terkadang Reynold suka senyum sendiri ketika melihat wajah gadisnya yang tampak serius. Sesekali gadisnya menggembungkan pipinya yang cubby karena kesulitan menjawab soal itu. Ingin rasanya Reynold melahap habis bibir penuh gadisnya. Bibir yang Reynold yakinin pasti akan menjadi candu nantinya.
"Pak Hadi bisa ke ruangan saya sekarang." Panggil Reynold melalui telepon
Reynold pun kembali berkonsentrasi dengan segala laporan yang ada di depan matanya. Untung saja sedikit demi sedikit masalah yang Orion timbulkan bisa teratasi. Tapi tetap saja masih banyak yang harus segera di selesaikan. Dan hingga detik ini Reynold belum juga melihat Batang hidup sepupunya itu di kantor.
Tok... Tok.....
"Masuk" kata Reynold yang masih fokus dengan dokumen di mejanya
"Ada apa tuan muda memanggil saya?" Tanya Pak Hadi
"Saya sudah membaca dan memeriksa laporan hasil yang berhubungan dengan Orion. Untuk sementara saya sudah bisa mengatasi masalah itu. Tinggal kita jadwalkan ulang dengan Mr. Matsumoto tentang kerjasama perusahaan kita sebelumnya." Kata Reynold menjelaskan
"Baik tuan saya akan jadwalkan pertemuan dengan Mr. Matsumoto. Setelah saya berhasil mendpatkam waktunya langsung saya laporkan dengan tuan muda." Jawab Pak Hadi
"Ok saya tunggu. Oya dan dimana Orion sekarang?" Tanya Reynold kembali
"Saat ini tuan Orion sedang berlibur ke Amerika dengan pacarnya. Kemungkinan Minggu depan baru bisa datang ke kantor." Kata Pak Hadi menjelaskan
"Kalau begitu setelah Orion kembali jangan biarkan dia terlibat lagi dengan urusan perusahaan. Dan blokir kartu kreditnya karena dia sudah membuat perusahaan rugi." Perintah Reynold
"Baik tuan muda akan saya laksanakan." Jawab Pak Hadi patuh
"Bagaimana interview hari ini?" Tanya Reynold
"Semua berjalan dengan lancar tuan muda. Dan ternyata gadis yang bernama Rania Wulandari selalu menjadi yang terbaik di setiap testnya." Kata Pak Hadi
Reynold tersenyum mendengar perkataan Pak Hati.
"That my girl." Kata Reynold dalam hati
"Ok. Saya mau di tahap terakhir saya ingin melakukan wawancara langsung dengan para peserta. Saya ingin menilai dan memilih sendiri asisten yang saya butuhkan. Jadi persiapkan semuanya." Kata Reynold
"Baik tuan muda akan persiapkan semuanya. Kalau begitu saya permisi dulu." Kata Pak Hadi yang pergi dari ruangan Reynold
"Babe, see you soon." Kata Reynold sambil menatap gadisnya melalui layar laptopnya