45. Keponakan?

1119 Words

Derren dan Sania sedang duduk tenang di bangku taman setelah lari pagi. Hanya Dion saja yang lari pagi. Kedua orang itu? Tentu saja mereka memilih melipir ke jajanan. Dibanding harus berlari pagi dan buat kaki lelah. Derren dan Sania membuang bungkus kesekian jajan yang dimakan oleh keduanya. “Boleh duduk di sini nggak Dek? Ini adeknya ya?” Sania dan Derren mengerutkan kening, mendengar pertanyaan dari seorang lelaki, yang mengambil duduk di samping Sania. Lalu menunjuk pada Derren. Mengatakan Derren adiknya. Yang benar saja! Sania bukannya marah malah tersanjung. Kan dia tampak muda. Sania memang masih muda. Umur Sania baru dua puluh empat tahun. “Bukan! Ini anak saya.” Lelaki itu menutup mulutnya begitu dramatis. Mendengar ucapan Sania. Matanya melihat Sania lalu menggeleng. “Jang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD