42. Marah

1325 Words

“MAS KOK FILM INI?!” Sania berteriak melihat film yang ditonton oleh suaminya. Matanya memicing dan ia menatap ke arah lain. Film horor dan banyak kuntilanak nya. Sania nggak mau nonton film horor. Hiks! Sania sudah menangis, membuat Dion melihat Sania menangis kelabakan. Memegang tangan istrinya. “Sayang, kamu nangis?” Tanya Dion, memegang pipi Sania. Sania mengangguk dan setelahnya menggeleng. “Nggak. Lagi lihatin cowok ganteng. Ini nangis! Sania nggak mau nonton film horor. Sania mau nonton film lain aja. Atau belikan Sania bedak. Bedak Sania habis. Hiks. Mas nggak peka!” Ucap Sania memukul pundak suaminya. Ingus Sania sudah keluar. Dion melihat itu meringis, mematikan tablte yang dilempar oleh Sania tadi dan diambil oleh Dion. Layarnya retak sedikit. Tapi masih bisa digunakan. Be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD