Selamat membaca Prawira menyetir mobil menuju kantor Henry. Ia tidak memiliki cara lain selain meminta tolong Henry untuk menjadi perantara antara dirinya dan Megan. Sudah jelas jika Megan tidak ingin bertemu atau pun menghubunginya. Karena itu, ia berniat untuk menitipkan sesuatu untuk Megan kepada Henry. Setelah tiba di kantor Henry, Prawira menunggu Henry menyelesaikan rapat terlebih dahulu sebelum menemuinya. Kali ini dia tampak tenang dan tidak mengamuk seperti sebelumnya karena diminta untuk menunggu. Karena memang tujuan kedatangannya bukanlah untuk mencari keributan. "Silahkan, Pak. Pak direktur sudah menunggu Anda di ruangan," ungkap Tia mempersilahkan Prawira. Prawira hanya mengangguk, lalu berjalan mengikuti Tia yang mengantarnya ke ruangan Henry. "Kali ini apa lagi?" tany