Selamat membaca "Ma, kenapa papa nggak pernah datang lagi? Aru kangen papa," rengek Aruna dengan mata berkaca-kaca. Hati Irene berdenyut nyeri. Dia berusaha keras menahan air mata yang nyaris jatuh saat mengingat semua hal tentang Prawira. Sampai saat ini Irene belum mengatakan kepada Aruna jika dia dan Prawira sudah berpisah. Irene menunggu sampai saat Aruna dewasa dan cukup lapang d**a untuk menerima kenyataan ini. Karena dia tidak ingin Aruna terpukul dan terpuruk jika mendengar kabar buruk tentang keluarganya. Aruna masih terlalu kecil untuk tau permasalahan orang dewasa yang begitu pelik. Irene memaksakan senyumnya, meskipun hanya senyuman getir yang menghiasi wajah sayu nan lesu itu. "Aru sabar, ya. Papa kan lagi kerja, nanti papa pasti pulang," tuturnya lembut sembari meringis ke