Bab 2. Dipaksa Menikah

1244 Words
“Saya tidak mau dinikahi! Katakan berapa hutang ayah saya! Saya akan mencicilnya!” teriak Celina masih mempertahankan dirinya. Sementara itu, Faris dan Darren tampak mulai berjabat tangan di depan penghulu serta saksi nikah dari pihak KUA yang telah diatur oleh asisten pribadi Darren. “Ayah, hentikan!” teriak Celina dengan menggoyangkan kedua bahunya saat penghulu mulai membuka acara akad nikah dadakan setelah sempat berbincang dengan Faris dan Darren. Faris terlihat tega menjual dan menikahkan anaknya dengan pria yang tak dikenalnya demi membayar hutangnya pada Yoga akibatnya kecanduan judi online. “Saya nikahkan dan kawinkan Engkau Saudara Darren Adrian Mahendra bin Julian Mahendra dengan putri kandung saya Celina Amaya Pramewari bin Faris Prayudha dengan mas kawin sebanyak 300 juta dibayar tunai.” “Saya terima nikah dan kawinnya Celina Amaya Pramewari bin Faris Prayudha dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” "Sialan! Enak kali Celina dinikahi sama pria itu. Harusnya Livia yang ada di sini. Arrgh, andaikan aku tahu. Aku rela Livia saja yang dijual!" batin Puspa penuh penyesalan. “Gila! Kalian semuanya gila!” jerit Celina usai ijab kabul selesai. Ia tak menyangka malam ini ia telah menikah dengan pemimpin sekaligus pewaris pemilik retail tempat ia bekerja. Mereka berdua memang tidak pernah bertemu dan tidak saling mengenal. Namun, Celina sebagai karyawan mengetahuinya karena potret sosok Darren ada di kantor departement store, agar semua karyawan tahu siapa pemilik bisnis tersebut. “Silakan ditanda tangani surat-suratnya,” pinta Pak Penghulu kepada Darren, lalu bergantian dengan Celina. Faris memaksakan anaknya untuk menandatangani surat nikahnya yang nanti akan disahkan secara hukum. “Apa ini maksud Ayah? Aku harus berbakti dengan dijual oleh Ayah?” tanya Celina dengan suaranya yang bergetar. “Ya, setidaknya kamu telah menggantikan uang Ayah selama membesarkanmu,” jawab Faris dengan tegasnya. Celina menggebrak meja usai ia menandatangani berkas tersebut. Hatinya amat sakit mendengar pernyataan Faris. Dan hal itu sangat tidak disukai oleh Darren, begitu juga dengan wanita yang duduk mendampingi Darren. Serta turut menyaksikan pernikahan Darren dengan berlinang air mata. “Mohon tidak ada drama di sini!” tegas Aryan, asisten pribadi Darren sembari menaruh dua amplop coklat besar ke meja. “Pak Yoga, urusan Tuan saya telah selesai, dan kami telah membayar uangnya sebanyak 300 juta. Kami permisi,” ujar Aryan mewakilkan Darren. Yoga langsung mengambil amplop tersebut dengan senyum lebar, sebelum Puspa merebutnya. “Terima kasih banyak, Pak Aryan, Tuan Darren,” ucap Yoga dengan senyum sumringahnya. Darren tanpa banyak bicara atau berbasa basi dengan kedua orang tua Celina, beranjak dari duduknya dengan menggenggam tangan wanita di sampingnya. “Bawa perempuan itu sekalian!” perintah Darren dengan sikap dingin kepada ajudan yang mengawalnya, sebelum ia menarik diri dari ruangan dan bergegas pulang ke mansion. Celina menepis tangan bodyguard Darren yang memaksa dirinya untuk berdiri. Ia menatap tajam pada Darren penuh dengan kebencian, sementara wanita yang digandeng Darren menelisik penampilan Celina dari bawah sampai ke atas, lalu mendesah pelan sembari mengikuti langkah Darren. “Ayo, Mbak Celina, ikut kami,” pinta salah satu Bodyguard Darren kembali memaksa Celina untuk bangkit. Gadis itu melirik ayahnya yang sejak tadi tidak menatapnya kembali. “Aku sangat kecewa sama Ayah! Ingat Ayah, aku akan membalas rasa sakit ini! Ayah b***t! Demi membayar hutang ... tega menjual anaknya sendiri, pastinya ini pun akal-akalan Ibu juga, ‘kan!” Faris menundukkan kepalanya. “Maafkan Ayah, Celina.” Kata itu hanya diucapkan dalam hati Faris. Puspa hanya menaikkan alis matanya saat dituding seperti itu, tapi langsung tersenyum saat dapat sisa uang sebanyak 70 juta dari Yoga setelah dipotong hutang suaminya. “Nggak usah pakai marah-marah Celina, seharusnya kamu bersyukur malam ini jadi istri orang kaya, walau hanya jadi istri kedua,” sindir Puspa sekaligus kecewa. Celina menepis tangan bodyguard Darren dengan sekali hentakan, lalu melayangkan tangannya dengan keras ke salah satu pipi Puspa. “Biadab, ibu tiri kejam! Ya itulah Anda!” sentak Celina meluapkan amarah dan kecewanya yang selama ini tertumpuk di hatinya. Pada moment itu seakan tepat untuk menunjukkan isi hatinya yang sebenarnya. Sudah bertahun-tahun ia memendam rasa sakitnya yang selalu diperlakukan buruk oleh Puspa. Puspa sangat terkejut, dan ingin membalas tamparan itu, hanya saja suaminya menahan tangan Puspa. Dan, Bodyguard Darren kembali menarik paksa Celina mengiringnya keluar. Air mata tak bisa terbendung lagi, langkahnya seirama dengan tangisannya. Hidup Celina dalam hitungan detik akan mulai berubah, entah itu membahagiakan atau justru membawa dirinya ke jurang penderitaan yang begitu dalam. “Mama, bawa aku pergi jauh dari sini,” batin Celina hancur sehancur-hancurnya. *** “Kak Darren, aku harap jangan mengecewakanku. Aku sudah merelakan kamu untuk menikah lagi dengan wanita lain demi permintaan kedua orang tuamu. Jangan berpaling dariku, dan jangan membuat hatiku terluka. Dan jangan pernah pakai hatimu saat menggauli wanita itu. Hanya aku istri satu-satumu,” pinta Talita—istri Darren, suaranya begitu lirih. Darren dan Talita telah menikah selama delapan tahun, kedua-duanya sama sama dinyatakan sehat setelah menjalankan cek up kesehatan, hanya saja sampai sekarang mereka belum dikarunia anak. Akhirnya Julian—papanya Darren, menantang putranya untuk membuktikan jika anaknya tidak mandul dengan menikah dengan wanita lain. Kalau tidak menurutinya maka kepemilikan perusahaan besar punya Julian yang sekarang dikelola oleh Darren akan dialihkan ke saudara sepupunya. Dan, sudah tentunya rumah tangganya dengan Talita pun terancam retak. Lagi pula Darren juga sempat berpikir usianya yang sudah menginjak 35 tahun, kapan lagi akan memiliki keturunan. Pria itu yang sejak tadi memandang ke arah luar mobilnya menolehkan wajahnya, bibirnya memaksakan diri untuk tersenyum. “Apa yang aku lakukan karena takut kehilanganmu. Jadi jangan khawatir. Aku hanya mencintaimu, tidak akan ada yang bisa menggantikanmu,” ungkap Darren sangat lembut dan amat meyakinkan, lalu ia merangkul istrinya dan memberikan kecupan lembut di kening Talita. Sementara itu kondisi Celina yang mau digiring masuk ke dalam mobil yang akan membawa gadis itu ke mansion Darren berusaha melarikan diri. Terpaksa bodyguard Darren membungkam Celina dengan saputangan yang sudah ada obat biusnya. *** Tiga jam kemudian, tepatnya jam 11 malam di mansion Darren. Pria itu menarik napasnya dalam sembari menatap pintu kamar tamu. Salah satu maid telah memberitahukan jika tubuh Celina telah dibersihkan, hanya saja masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kemungkinan dosis obat bius yang diberikan bodyguard terlalu banyak. Setelah meyakinkan dirinya, pria itu masuk ke dalam kamar. Selangkah demi selangkah ia mendekati wanita yang baru saja ia nikahi secara agama dan negara. “Ingat Kak, lakukan tanpa hati. Tugas Kak Darren hanya menaruh benih ... bukan untuk menikmati bercinta dengannya,” pesan Talita agak takut sebelum suaminya menyambangi madunya. Bertepatan Celina masih dalam pengaruh obat bius, maka ia memanfaatkan untuk menggaulinya. Mungkin terkesan egois, tapi menurutnya ia telah membeli dan menikahi wanita itu, jadi bebas mau melakukan apa pun. Seperti saat ini, Darren sudah berada di atas tubuh Celina yang masih terpejam. Tanpa harus bersusah payah ia menyingkap dress putih wanita itu, kemudian ia pun melepas pakaian bawahnya. Pria itu mulai mereguk kehormatan wanita itu, tanpa perlawanan dan pemanasan. Namun apa yang terjadi .... “Mengapa rasanya ... akh!” Pria yang telah bersusah payah menjebol mahkota Celina mengerang keras. Lalu, dengan deru napasnya yang sudah naik turun ia menatap dingin wanita yang tampak damai di bawah kungkungannya. Tubuhnya tampak berkhianat saat penyatuan dengan istri keduanya. Sensasi yang selama ini belum pernah ia rasakan, pada malam itu menyeruak ke permukaan. Entah berapa kali pria itu menyatu dengan Celina. Padahal istri pertamanya hanya minta cukup sekali berhubungan intim, yang penting sudah menabur benih. Malam indah buat Darren, tapi malam buruk untuk Celina. Wanita itu telah kehilangan mahkotanya oleh pria yang tidak dicintainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD