Sensitif 1

942 Words

Bukan Pernikahan Biasa - Sensitif Mobil berhenti di halaman gedung bagian depan. Tapi keadaan sudah sepi. Hanya tinggal beberapa orang saja yang duduk ngobrol di beranda gedung. Sabda melihat jam tangannya, sudah jam empat. Satu jam dia terjebak macet di jalan tadi. Namun Sabda tetap turun dan menghampiri dua orang laki-laki yang tengah berbincang. "Selamat sore, Mas," sapa Sabda sopan. Dua orang tadi langsung merespon. "Selamat sore juga." "Kok sudah sepi ya, Mas. Apa workshop hari ini sudah selesai" "Oh, sudah Mas. Sudah jam setengah tiga tadi selesai." "Oke. Terima kasih. Saya permisi." Sabda melangkah cepat ke mobilnya. Dipasangnya bluetooth earphone di telinga bagian kiri sebelum mobilnya meninggalkan Graha Pena. Dia telat menjemput Senja. Di tengah perjalanan, ia menghubungi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD