Sabda memeluk erat tubuh Senja. Aroma jasmine yang menguar dari tubuh sang istri terasa menenangkan dan menimbulkan keinginan lain, keinginan seperti malam kemarin. Menyesal juga telah membuat istrinya benar-benar salah paham. Ketika tangannya telah membingkai wajah Senja dan hendak mengecupnya, baby Radja menangis. Senja melepaskan tangan sang suami, kemudian mendekati box bayi dan mengambil anaknya. Di pangkunya Radja untuk di susui. Sabda mendampingi di sebelahnya sambil memeluk bahu Senja. Lima belas menit sang Radja telah terlelap. Senja menidurkan kembali ke box-nya. "Sini!" Sabda menarik pelan tangan istrinya. Senja yang masih jengkel duduk tanpa memandang suaminya. Entah kenapa, rasanya sakit meski sudah dijelaskan kalau itu hanya sekedar bercanda. "Percayalah kalau Mas nggak ak