Maaf 2

917 Words

Usai telepon, Sabda keluar ruangan. Menemui asistennya dan pamitan kalau ia hendak keluar. Sabda akan ke rumah sakit, tempat iparnya bersalin. Jarak rumah sakit dan kantornya sekitar dua puluh menit. Di koridor ruang bersalin, tampak ada papa dan mamanya yang duduk di bangku panjang. Di sebelah mereka ada orang tua Tata. Bu Airin yang melihat kehadiran putranya hanya memandang sekilas. Meski hatinya senang karena bisa melihat putranya lagi. Lagi-lagi egonya yang dijunjung tinggi. Ketika di salami, wanita itu hanya diam saja tak mau memandang. "Sudah lahir bayinya, Pa?" tanya Sabda setelah duduk di sebelah sang papa. "Belum. Baru lima menitan masuk ruang operasi. Masmu yang dampingi." "Apa ada masalah, Pa? Sampe harus tindakan SC?" "Nggak ada. Tata yang memang mau lahiran secara cesar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD