bc

Sugar Daddyku Mantan Kakak Iparku

book_age18+
89
FOLLOW
1.2K
READ
dark
forbidden
love-triangle
family
HE
age gap
friends to lovers
badboy
confident
boss
drama
tragedy
sweet
bxg
serious
kicking
city
office/work place
cheating
secrets
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

Sarah Adison gadis yang memasuki umur 25 tahun itu memandangi layar ponselnya dengan napas tersengal. Puluhan notifikasi masuk, nyaris semuanya dari nomor tak dikenal—penagih utang yang kini seperti hantu, mengejarnya siang dan malam. Suara notifikasi itu seperti palu godam yang memukul kepalanya, menyisakan sakit yang bukan hanya fisik, tapi juga menghujam sampai ke dasar harga dirinya.

Sarah tidak tahu bagaimana caranya dia membayar semua hutang-hutangnya itu. Sampai ia diajak bertemu oleh teman lamanya. Rafael. Sarah bertemu dengan lelaki tersebut di sebuah kafe. Dan menyampaikan tentang dirinya ingin meminjam uang pada Rafael.

“Aku ingin meminjam uangmu 700 juta , Raf.”

“Sarah! Aku tidak memiliki uang sebanyak itu, bagaimana kalau kau menjadi sugar baby saja.”

Sarah mendengar ucapan Rafael awalnya menolak. Dia tidak akan menjadi gundik dari seorang lelaki. Namun hutang-hutangnya mendesak untuk dibayar. Membuat Sarah menerima tawaran Rafael menjadi sugar baby.

***

Entah! Benar hidup Sarah sangat sial sekali. Karena dia tidak pernah tahu kalau yang menjadi sugar daddy-nya adalah orang dari masa lalunya— MANTAN KAKAK IPARNYA SENDIRI! Mantan suami kakaknya, Fiona.

“Halo, Sarah. Ah! Kau semakin cantik dan seksi saja sayang.” Ucap Kavindra Leonardo, lelaki berumur 33 tahun itu menyeringai melihat tubuh Sarah menegang di depannya.

“Kau tidak akan bisa kabur manis, ayo, puaskan sugar daddy-mu ini, ahh… atau bisa dibilang mantan kakak iparmu cantik.”

chap-preview
Free preview
Bab 01
Sarah Adison gadis yang memasuki umur 25 tahun itu memandangi layar ponselnya dengan napas tersengal. Puluhan notifikasi masuk, nyaris semuanya dari nomor tak dikenal—penagih utang yang kini seperti hantu, mengejarnya siang dan malam. Suara notifikasi itu seperti palu godam yang memukul kepalanya, menyisakan sakit yang bukan hanya fisik, tapi juga menghujam sampai ke dasar harga dirinya. "200 juta dari pinjol, 300 juta dari teman-teman..." gumamnya getir. Angka itu seperti jerat yang menyesakkan dadanya. Dia duduk di lantai kamar kosnya yang sempit, dindingnya mulai berjamur, dan kipas angin tua di sudut ruangan berderit lirih seperti ikut meratapi nasibnya. Dia mengutuk dirinya sendiri. Tapi sebagian besar sumpah serapah itu ia tujukan pada satu nama: Fiona. “Kalau saja Fiona nggak segoblok itu…” Sarah mencengkram rambutnya sendiri. “Punya suami kaya raya, tinggal nerusin hidup aja. Tapi malah selingkuh sama cowok b******k!” Fiona, kakaknya yang lima tahun lebih tua, selalu tampil anggun dan penuh percaya diri. Menikah dengan pria keturunan konglomerat, punya rumah di kawasan elit Jakarta Selatan, mobil mewah, bahkan pembantu pribadi. Tapi semuanya runtuh hanya karena kegilaan Fiona terhadap laki-laki muda yang katanya “lebih memperhatikan.” Sialan. Setelah cerai, Fiona bukannya belajar dari kesalahan. Malah sekarang jadi simpanan pejabat daerah yang punya istri tiga. Sarah merasa harga dirinya dihancurkan bukan hanya oleh utang, tapi oleh kenyataan bahwa satu-satunya orang yang bisa ia harapkan, malah sibuk menggadaikan tubuhnya demi kemewahan palsu. Dan dia? Sarah? Terjebak di antara kenyataan pahit dan kenangan masa lalu yang terlalu manis. Dulu, ia hidup bak putri. Ayahnya adalah pengusaha properti yang memiliki belasan apartemen dan vila. Ibunya sosialita yang rajin muncul di pesta amal. Tapi itu dulu—sebelum kecelakaan mobil enam tahun lalu yang merenggut nyawa keduanya dalam sekejap. Sejak itu, hidupnya berubah total. Harta warisan memang ada, tapi sebagian besar dipegang oleh Fiona sebagai anak tertua. Dan tentu saja, uang itu ludes dalam waktu tiga tahun karena gaya hidup gila mereka berdua. Sarah masih remaja waktu itu, dan Fiona sedang mabuk harta. --- Sarah menghempaskan tubuhnya ke kasur tipis tanpa ranjang. Sore itu, suara azan berkumandang di kejauhan, tapi yang terasa dalam hatinya hanyalah kebingungan dan ketakutan. “Gimana gue bayar semuanya?” desisnya. Ia membuka aplikasi rekening. Saldo tinggal Rp 117.000. Bahkan untuk makan dua hari ke depan pun ia harus berpikir keras. Sial. Dulu ia bisa menghamburkan dua juta hanya untuk beli lipstik merek luar negeri. Sekarang? Tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Dina muncul di layar. Sarah menelan ludah. Dina adalah salah satu teman dekatnya sejak SMA yang kini menagih utang Rp 50 juta yang dipinjam Sarah tiga bulan lalu. Dengan enggan, ia angkat. “Sarah. Gue udah sabar ya, tapi ini udah kelewat batas,” suara Dina tajam. “Lo janji dua minggu lalu. Sekarang gue bener-bener butuh uang itu.” “Gue ngerti, Din… Gue lagi cari cara…” “Cari cara? Dari kapan? Dari tiga bulan lalu juga lo bilang gitu!” Suara Dina semakin meninggi. “Gue juga punya hidup, Sarah! Ini bukan cuma soal duit. Ini soal kepercayaan. Kalau lo udah nggak bisa bayar, bilang aja!” Tut... tut... Dina menutup telepon. Sarah terdiam. Tangannya gemetar. Ia tahu. Ini bukan hanya soal uang. Ini tentang semua wajah yang kini tak bisa lagi ia tatap. Semua pintu yang mulai tertutup satu per satu. Ia tak lagi punya tempat kembali. --- Malam itu, Sarah duduk di kafe 24 jam, menyesap kopi hitam yang terlalu pahit. Ia membuka laptop bekasnya. Pikirannya kalut. Ia mencari pekerjaan apa saja. Dari admin, freelance, penulis konten, penjaga toko. Tapi semua lowongan itu menawarkan gaji yang tak mungkin menutup utang setengah miliar. "Gue butuh 500 juta..." katanya pelan. Tiba-tiba, notifikasi masuk. Pesan dari akun media sosialnya. Dari nama yang tak asing: Rafael Kusuma. Sarah menegang. Rafael adalah teman lama semasa kuliah. Dulu dia menyukai Sarah, tapi Sarah mengabaikannya karena Rafael bukan tipe cowok tajir yang ia incar. Tapi sekarang? "Hai, Sarah. Lama nggak ketemu. Lo masih di Jakarta?" Sarah menggigit bibir. Dengan cepat ia membalas. "Hai, Raf. Masih. Kamu gimana?" Percakapan itu berlangsung satu jam. Dan Rafael, kini ternyata sudah menjadi manajer di perusahaan startup teknologi yang sedang berkembang pesat. Ia mengundang Sarah untuk ketemuan. Sarah menatap layar. Dalam benaknya, ini mungkin kesempatan. Ia butuh bantuan. Entah uang. Entah kerjaan. Atau bahkan sesuatu yang lebih... transaksional. "Besok gue ketemu dia," gumamnya lirih. Tapi di dalam hatinya, Sarah tahu... ia sedang menggali jurang yang lebih dalam.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Shifted Fate

read
595.4K
bc

Chosen, just to be Rejected

read
129.9K
bc

Corazón oscuro: Estefano

read
817.5K
bc

Holiday Hockey Tale: The Icebreaker's Impasse

read
134.1K
bc

The Biker's True Love: Lords Of Chaos

read
297.2K
bc

The Pack's Doctor

read
635.8K
bc

MARDİN ÇİÇEĞİ [+21]

read
748.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook