Brak! Pintu kamar terbuka lebar dengan Shakila yang berdiri di ambang pintu dan terengah. Mendengar Davin menangis, Shakila segera berlari menyusulnya karena takut Raline melakukan sesuatu. Tepat setelah Raline berbisik, Davin bangun dan langsung menangis keras seperti baru saja bermimpi seram. Tangisan Davin semakin kencang membuat perhatian Shakila hanya tertuju padanya. “Adudu, Davin, Sayang. Cup cup.” Shakila segera menggendong Davin mengambilnya dari atas tempat tidur tanpa menyadari dirinya menjadi atensi netra Julian dan Raline. Shakila baru sadar saat berbalik hendak membawa Davin keluar kamar. Raline menatap Shakila sinis. “Sialan, dia pasti sengaja,” batinnya. Ia berpikir Shakila menguping di luar membuatnya bisa segera datang saat Davin menangis. “Dasar anak sialan,