“Papi … mau ice cream? Tadi om Galih datang ke sekolah Ara beliin Ara ice cream … baik lho om Galih, Ara sayang sama om Galih.” Isvara menyambut sang papi yang baru pulang kerja dengan celotehannya. Raut wajah Adrian tiba-tiba mengeras, dia menatap dingin Aruna yang sosoknya baru saja tiba di ruang tamu menyusul Isvara dari belakang. Pria itu menunggu penjelasan istrinya. “Papi mau ice cream? Ara punya banyak, ayo ikut Ara ke dapur.” Isvara menarik tangan papinya, menuntun Adrian ke dapur. “Nanti aku ceritain,” kata Aruna ketika Adrian melewatinya. Aruna tidak bisa melarang Isvara cerita kepada Adrian mengenai ice cream pemberian Galih, gadis kecil itu pasti akan bertanya-tanya dan Aruna juga tidak mengira kalau Isvara akan langsung memberi tahu Adrian begitu pria itu tiba di rumah