28. Dua Puluh Delapan

1313 Words

Tiba di pagi hari, selesai mandi, sebelum sarapan, Altarik telepon Rahee sambil duduk di ranjang kamar sewaan. Yang mana pada nada sambung kedua panggilan itu Rahee angkat. Altarik tersenyum karenanya meski Rahee tak lihat.  "Kemaren ke mana aja?" Altarik bahkan belum bilang selamat pagi atau apalah-apalah, tetapi Rahee sudah menyambutnya lebih dulu dengan pertanyaan itu.  "Ada." "Kok nggak ngabarin aku?" Altarik membayangkan ekspresi Rahee di sana, mungkin wajah-wajah kesal yang membuatnya ingin menjahili.  "Kangen, ya?" "Dih!" Rahee menjawab begitu cepat.  "Saya kangen."  Dan Altarik mendengar suara dengkusan dari sana, Rahee pun nampaknya berdecak. Lalu berkata, "Bodo amat ya, Pak. Suruh siapa nggak balas pesan aku." "Oh, kamu kirim pesan?" "Jangan bilang sama sekali nggak d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD