Tiba di hari pernikahan Chandra, Rahee bersiap untuk hadir di sana. Dia memakai gaun yang Mr. Altarik siapkan untuknya. Namun, meski begitu perang dingin di antara mereka masih merajai. Ah, iya ... perang dingin. Gara-gara satu kata 'misal', efeknya luar biasa berkepanjangan. Rahee yang tidak mau memulai sekadar bilang maaf dengan Mr. Altarik yang mendadak beku. Nggak tahu lah, pusing. Rahee melirik Mr. Altarik yang sedang memasang gesper di celana. Tak lama. "Saya tunggu di mobil." Pandangan Rahee mengikuti langkah Mr. Altarik hingga ditelan pintu. Lalu dia cemberut. Kok jadi gini, sih? Dari kemarin loh ini. "Ng ... nggak mau sarapan dulu?" tanya Rahee mencoba mencairkan keadaan yang beku. Dia memecah kesunyian setibanya di mobil. "Nanti aja prasmanan." Oke. Rahee mengangguk. Lalu