Sesampainya di rumah Arnold, Mey tertegun. Kalau di komik komik, mungkin wajah Mey kelihatan kalau sedang ileran.
Bayangkan, Mey sampai ke sebuah rumah yang gak layak dikatakan sebagai sebuah rumah tapi istana. Rumah yang tampak megah yang dibangun diatas tanah yang sangaaaaat luas. Mey tidak bisa menghitung berapa luasnya yang penting gede banget, bahkan halaman depannya saja kalau mau buat main sepak bola sekaligus main basket dan main volley secara bersamaan mah kecil. Itu baru halamannya doang. Belum termasuk rumahnya.
Rumahnya kelihatannya hanya 2 lantai tapi Mey gak yakin. Pasti dalamnya sangat mewah. Emang sekaya apa calon suaminya Keyra. Mey semakin ngenes. Dia iri dengan Keyra yang memiliki calon suami yang tampan bak dewa Yunani, dan kaya raya juga. Mey kembali membuang jauh jauh mimpinya untuk mendapatkan calon suami macam Arnold. Cukup dalam waktu 6 bulan ini sajalah ia puas puaskan untuk menikmati ketampanan dan kasih sayangnya.
" Sayang, kamu melamun? Apa kamu ingat sesuatu mungkin?" tanya Arnold dengan suara hati hati. Ia tidak mau membuat Key terguncang.
Mey hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu. Ia bahkan belum turun dari mobil walaupun pintu mobilnya sudah dibuka oleh Arnold. Tubuh Arnold yang menjulang sudah ada di samping pintu mobil sambil mengulurkan tangannya hendak menggendong istri yang dilihat hanya termenung dan bengong melihat sekeliling tempat ini.
" Eh, mas. Apa apaan ini. Turunkan aku, mas!! " teriak Mey dengan suara terkejut saat tubuhnya melayang diudara, karena digendong oleh Arnold ala bridal style. Mey hanya bisa menyembunyikan wajahnya di d**a Arnold yang bidang, karena malu dilihatin oleh para ART yang berjajar rapi menyambut tuan dan nyonyanya yang baru saja datang.
" Ayo kita masuk, sehabis ini kamu mandi dan beristirahat di kamar. Kalau kamu mau makan, kamu bisa ngomong sama kepala pelayan saja biar makananmu diantar di kamar kita. " jelas Arnold dengan suara baritonnya yang kedengaran sangat seksi di telinga Mey.
" Mas, aku ini sudah sehat. Gak perlu begitu juga. Kakiku juga gak apa, gak perlu kamu gendong gendong juga. Aku malu tau, mas." kata Mey sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" Lhah kamu kan calon istriku yang sah. Kenapa harus malu? Aku mau gendong, mau mandiin, mau..Lagian kamu jangan cemas, surat surat nikah kita sudah diurus oleh Dev, jadi kita sudah akan sah sebelum acara pesta pernikahan digelar. Itu saran dari keluarga kita, karena mereka pingin punya cucu secepatnya."
" Hey tuan m***m!! " potong Mey dengan wajah yang semakin merona karena malu.
" Ha ha ha lho emangnya aku salah ya? Kalau sudah sah malah kan dianjurkan untuk sering sering melakukannya dengan penuh keintiman. Aduh...!!" jerit Arnold karena tiba tiba sebuah cubitan mesra mampir di lengannya. Arnold sengaja sedikit mengendurkan gendongannya membuat Mey sedikit melorot, Mey yang terkejut sontak mengeratkan pelukannya di leher Arnold sehingga Mey seperti koala yang bergantung di leher Arnold.
" Masssss!!! Kamu jahatttt" teriak Mey yang disambut dengan tawa Arnold.
" Habisnya kamu nyubit lenganku sih." sahut Arnold sambil menaruh tubuh Mey di atas ranjang besar berukuran kingsize yang sangat empuk dan menul menul dengan sangat hati hati.
Netra Arnold memandang dengan tatapan penuh kasih, membuat Mey sedikit jengah. Ia sudah berjanji dalam hati untuk menghalau godaan dari setan tampan bernama Arnold yang adalah calon suami dari temannya sendiri. Ia tidak mau berlarut dalam cinta ambigu yang tidak mungkin ia teruskan saat nantinya ia harus mengembalikan tubuh Keyra pada pemilik asalnya.
" Mas, lapar!" rengek Mey, ia ingin mengalihkan perhatian Arnold yang saat ini dengan intens memandanginya dengan nafsu yang menggelora. Mey menepis semua perhatian itu karena ia hanya tak ingin menikmati sesuatu yang nantinya tidak akan jadi miliknya. Mey menangis sedih dalam hati. Dengan memikirkan perpisahan yang akan terjadi saja membuatnya hancur, apalagi terpisah sungguhan.
Oh takdir!! Sungguh kejamnya dirimu atas diriku, batin Mey nelangsa. Arnold masih memandangnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan dengan kata. Ada kesedihan, ada kekhawatiran, ada kekecewaan, ada rindu disana. Mey tidak mau menerjemahkan tatapan yang menurutnya membuat hatinya kian tersiksa.
" Mass..." rengeknya lagi saat Arnold hanya diam membisu. Rengekan Mey yang terakhir membuat Arnold tersadar dan menarik tubuh Mey untuk memeluknya dengan erat. Reaksi Arnold yang seperti ini yang tidak Mey duga. Ia masih tidak membalas pelukan Arnold karena kagetnya. Sampai kemudian Arnold melonggarkan pelukannya dan memandang Mey dengan tatapan sedih.
" Kenapa ya, mas merasa kamu mencoba membunuh binar binar cinta yang tampak dimatamu? Kenapa mas merasa kamu menghindari mas? Mas sangat yakin kamu mencintai mas, ya kan? Kenapa kamu seakan ingin menjauh? " tanya Arnold dengan nada sendu. Ia sangat sedih, ia merasakan sesaat Mey memberinya harapan akan sebuah cinta yang indah tapi sesaat kemudian Mey menghempaskan perasaannya dengan menghindar. Arnold tidak habis mengerti.
Bahkan saat Key belum hilang, sekalipun mereka menikah karena perjodohan, tapi Key tidak pernah menghindarinya, bahkan saat Arnold kadang tidak peduli padanya karena pekerjaan yang menumpuk, Keyra menemani dan berusaha mendekatinya.
Arnold merasa, Keyra yang sekarang adalah orang yang berbeda, selain auranya juga tampak berbeda. Bahkan walaupun wajah dan tubuhnya sama, Arnold merasa Keyra yang sekarang tambah cantik karena aura yang memancar lebih menantang dan lebih seksi. Padahal itu adalah aura Mey yang terpancar dari tubuh Keyra.
" Mas.." suara Mey tercekat, ia tidak bisa melanjutkan kata katanya. Apa yang harus ia bilang. Ia tidak mungkin berkata kalau dirinya bukan Keyra. Ia sangat ingin membagi masalahnya ini dengan Arnold.
Ia merasa Arnold sangat bisa menampung semua uneg unegnya dan memberinya rasa nyaman dan aman. Tapi sekali lagi ia harus menelan kekecewaan karena ia TIDAK BISA mengatakan itu kepada Arnold karena nyawanya adalah taruhannya. Mey mulai menangis, menyesali kenapa ia hidup ditengah kebimbangan.
" Hey, jangan nangis! Mas hanya berusaha jujur sama kamu. Mas tahu apa yang kamu hadapi itu berat. Maafkan mas karena mas sudah memaksa kamu untuk menerima mas. Mas hanya..."
" Gak apa mas, aku ngerti. Aku tahu mas sangatlah tampan, aku tahu kalau mas juga kaya, mas bisa saja memiliki calon istri lagi yang mungkin lebih cantik dan lebih segalanya dariku. Aku ikhlas kalau.." kata kata Mey terputus karena suara yang tak berwujud mampir di telinganya.
" Jangan sebut kata perpisahan. Kamu tidak boleh pisah dengannya. Kamu hanya menumpang di tubuh Keyra. Kamu harus melayani calon suaminya seperti Keyra melayani calon suaminya. Kamu harus membuang nama Mey dari dirimu selama 6 bulan ini. Waktu terus berjalan. Kalau kamu tidak berhasil dengan tugas ini, maka kamu akan selamanya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk kembali lagi ke dalam tubuhmu." cegah suara laki laki baju putih itu. Suara tanpa wujud itu membuat Mey memutar tubuhnya, menengokan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan laki laki berbaju putih. Kelakuan Mey membuat Arnold keheranan.
Namun perkataan Key tadi membulatkan tekat Arnold untuk mengesahkan pernikahan secepatnya.