12. Main Ular Tangga

1072 Words
" Jangan sebut kata perpisahan karena kamu memang tidak boleh berpisah dengannya. Kamu hanya menumpang di tubuh Keyra. Kamu harus melayani calon suaminya seperti Keyra melayani calon suaminya. Kamu harus membuang nama Mey dari dirimu selama 6 bulan ini. Waktu terus berjalan. Kalau kamu tidak berhasil dengan tugas ini, maka kamu akan selamanya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk kembali lagi ke dalam tubuhmu." cegah suara laki laki baju putih itu. Suara tanpa wujud itu membuat Mey memutar tubuhnya, menengokan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan laki laki berbaju putih. Kelakuan Mey membuat Arnold keheranan. " Ada apa sih, sayang? Mukamu terlihat pucat." tanya Arnold dengan raut wajah khawatir. " Ehm, eh, enggak, enggak apa apa!" jawab Mey gugup. Debar jantungnya berdetak sangat cepat. Campuran antara ketakutan tapi juga penasaran. " Kamu berkeringat, padahal AC di ruangan ini sangatlah dingin. Kenapa sayang?" cecar Arnold tanpa mau melepaskan pegangannya kepada Mey yang tampak linglung. Aku harus segera balik ke tempat itu. Aku harus tahu apa yang terjadi. Aku harus bisa lepas... " Bahkan pikiran kamu saja bisa aku baca dengan jelas!! Kamu tidak akan bisa lari dariku." suara pria berbaju putih itu terdengar lagi. Mey semakin ketakutan dan berteriak histeris. " Tidakkkkkkk!!!" teriaknya. Sekalipun kamar itu kedap suara, dan suara itu gak akan mungkin didengar oleh orang lain, tapi Arnold yang masih disitu. Ia menyadari bahwa teriakan istrinya adalah teriak ketakutan. Dan ia juga yakin pasti bahwa ini pasti ada hubungannya dengan peristiwa di Gunung Lawu. Arnold langsung memeluk tubuh Mey yang bergetar. Ia menyadari istrinya seperti seekor kelinci yang ketakutan. " Ssshhh, tenang sayangg, ada aku. " kata Arnold sambil memeluk tubuh Mey yang bergetar dan membisikkan kata kata yang menenangkan. Arnold memeluk sambil mengelus punggung calon istrinya.Setelah isak tangis dan getaran di tubuh calon istrinya mereda, ia mengangkat wajah calon istrinya dan mencium kening, pipi, dan bibirnya yang ranum dengan sangat lembut, seakan takut kalau ciumannya akan melukai calonistrinya yang sedang rapuh. " Sudah tenang? Ayo kamu mandi dulu, biar pikiran kamu tenang. Kamu tunggu disini dulu ya." perintahnya dengan sangat lembut membuat Mey menuruti tanpa protes. Ia menanti Arnold yang sedang ke kamar mandi dan sedang mempersiapkan sesuatu. Arnold keluar dari kamar mandi hanya dengan bertelanjang d**a dan hanya melilitkan handuk dipinggangnya. Ketika ia melihat pandangan jengah yang dilayangkan oleh istrinya, ia menjelaskannya. " Bajuku basah, yang. Jadi aku terpaksa harus melepas baju dan celanaku. Lagian kalau kita mandi, kita gak akan membutuhkan itu semua kan?" tanya Arnold dengan senyum smirk yang Mey tahu artinya. " Mas, kita hanya mau mandi kan?" tanya Mey dengan wajah polos. Ia tidak tahu efek dari tatapan polos yang baru saja ia layangkan, ia sedang membangunkan ular yang sedang tertidur. " Kamu ya, selalu berhasil menggoda ular mas!! Nih mas jadi tegangan tinggi kena tatapan kamu yang menggoda." kata Arnold sambil mendekati Mey yang hanya bingung dengan kata kata Arnold yang ambigu. " Mas, pakaianku aja sopan. Dan aku belum ngapa ngapain, mas. Eh mas, mau apa sih kamu!! Turunkan aku mass.." Arnold tidak lagi mau mendengar ucapan dan permohonan Mey yang ingin diturunkan dari gendongannya. Arnold langsung membopong Mey menuju kamar mandi, menyumpal bibir Mey dengan bibirnya supaya Mey berhenti bicara, dan menurunkan tubuh Mey didalam bath tube yang sudah dibubuhi aroma theraphy dengan baju Mey yang masih melekat manis di tubuhnya, membuat pakaian Mey basah kuyub. " Massss, bajuku basah ni!!" jerit Mey dengan nada manja. Mey sejenak lupa dengan ketakutan dan kebimbangannya, karena godaan dari si tampan Arnold. Mungkin dia harus melupakan statusnya sebagai Mey dan mulai beradaptasi dan menjadi Keyra yang sesungguhnya. " Salah kamu!! Kamu terlalu menggoda. Tatapanmu, tubuhmu, bibirmu, semua yang ada didirimu selalu sanggup mengodaku. Entah kenapa sehabis kamu sadar dari koma, aku selalu tergoda untuk menikmati saat saat aku hanya berdua dengan kamu. " kata Arnold dengan suara serak menahan semua rasa yang meluap. Selama dirumah sakit apa yang ingin dia lakukan berdua bersama calon istrinya selalu saja ada gangguannya. Saat ini di kamar yang kedap suara dan di dalam kamar mandi ini, ia ingin bermain dengan calon istrinya, permainan ular tangga sepuasnya. Arnold bahkan sebenarnya telah mengklaim bahwa wanita dihadapannya yang ada di dalam rengkuhannya itu adalah miliknya dan ia sudah bersumpah tidak akan melepaskan. " Ya ampun, mas!! Bath tubenya penuh bleber, gara gara mas ikutan masuk kesini. Itu tuh lihat airnya sampai luber masuk ke lubang pembuangan. Kan sayang aroma therapynya terbuang sia sia." keluh Mey dengan suara menyesal. Arnold jadi bingung, kenapa calon istrinya jadi irit amat ya? Kan cuman aroma therapy doang yang terbuang. Calon istrinya dulu aja pas sebelum koma, kalau makan di resto mahal dan di cafe hotel berbintang lima sering ga menghabiskan makanannya karena takut kalau ntar jadi gemuk. Tapi karena Arnold sudah dipuncak kerinduan bermain dengan calon istrinya yang cantik, ia tidak memperdulikan perbedaan antara calon istrinya yang dulu dengan calon istri yang sekarang. " Main yuk!" ajak Arnold dengan suaranya yang sudah berbalut gairah. " Main apaan di dalam bath tube begini? " tanya Mey dengan nada manjanya. Menggelitik jiwa kelaki lakian Arnold yang sudah ia tahan dari tadi. " Ular tangga!!" jawabnya sambil kembali memanggut bibir Mey yang seakan sudah menjadi candu baginya. Tubuh Arnold yang polos sudah tanpa jarak dengan tubuh Mey yang masih memakai baju. Tangan Arnold pun bergerilya dengan intens membuka seluruh kain yang masih melekat ditubuh calon istrinya yang sudha basah kuyub, keinginan yang sudah ia pendam semenjak calon istrinya di rumah sakit tertuntaskan sudah. Entah sudah berapa kali ia membuat calon istrinya meledakkan gairahnya tapi Arnold masih ingin selalu menuntaskan kerinduannya kepada tubuh calon istrinya di dalam kamar mandi itu. Arnold juga heran, seakan tubuh Keyra yang sekarang telah menjadi magnet bagi dirinya pun menjadi sangat liar saat ada di sekitar calon istrinya. Bahkan saat calon istrinya sudah kelelahan dengan pertempuran tanpa ujung di dalam kamar mandi, Arnold masih ingin menikmati kebersamaannya dengan Keyra dengan menyatukan tubuh mereka diatas ranjang king size di dalam kamar tidurnya, sehingga tubuh Mey lemas tanpa daya. " Mas, aku ngantuk!!" kata Mey dengan nada meranjuk manja. Ia sebel banget sama calon suaminya yang masih terlihat sangat perkasa di ranjang, tapi dirinya malah sudah terkalahkan dari pertempuran dan lemas tak berdaya. Tubuh calon istrinya yang masih tanpa sehelai benang ditutupi oleh Arnold dengan selimut tipis sehingga tubuh calon istrinya yang body goal banget itu terlihat lekuk lekuknya. " Tidurlah!" sahut Arnold sambil masih membelai belai tubuh calon istrinya yang hanya tertutup selimut tipis.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD