Rani hanya bisa merenung, menatap ke luar jendela memandangi sisa-sisa hujan. Dia tak pernah menyangka kalau Dita adalah orang yang pertama tahu tentang kehamilannya. Usahanya untuk menutupi kehamilan dengan berpura-pura mengalami menstruasi seakan sia-sia. Semuanya kacau karena Dita sudah mengetahuinya. Rani tadi melihat betapa hancurnya Dita saat tahu dirinya hamil, bagaimana nanti jika Dita tahu bahwa Indra pelakunya? Perasaan Dita pasti lebih hancur lagi, berkeping-keping. Haruskah Rani mengatakan yang sebenarnya? Sungguh, itu terlalu berisiko. Rani sangat takut apalagi posisinya serba salah. “Lagi apa, Sayang?” tanya Diah sambil melangkah menghampiri Rani. “Lagi natap hujan, Bun.” “Hujannya, kan, udah reda. Ikut Bunda, yuk. Ada tamu.” Rani langsung terperanjat. “Ta-tamu? Siapa?”