“Kamu wanita yang dicintai Wisnu.” Dheana menggeleng, “Nggak, Kak.” Menyangkal padahal ia tahu. “Aku yakin, bahkan aku sudah membuktikannya berulang kali. Kamu orangnya, Dhe.” Air mata semakin deras mengalir, membasahi wajah Erika. “Tapi tolong, bantu aku.” Erika meraih kedua tangan Dheana. “Aku mencintai Wisnu, aku nggak mau kehilangannya.” Cara terakhir yang bisa dilakukan Erika adalah membujuk bahkan memohon agar Dheana menjauh. “Apa yang harus aku lakukan?” Jika saja ia bisa melarikan diri sejauh mungkin tanpa harus memikirkan bagaimana nasib setelahnya, Dheana sudah melakukan itu sejak lama, setelah ia menyadari bagaimana perasaannya untuk Wisnu. Tapi banyak keterbatasan yang tidak memungkinkan Dheana untuk pergi, selain pekerjaan juga karena Dheana tidak memiliki siapap