52. Manusia bodoh

1434 Words

“Jadi, bagaimana menurutmu? Apa kita akan mempercepat pernikahan kita?” Tanya Erika. Keduanya kini duduk di sofa, dengan sesekali Wisnu menoleh ke arah kamar yang menjadi satu-satunya kemungkinan Dheana bersembunyi. “Aku belum siap.” Jawabnya yang selalu sama, Erika belum melihat tanda-tanda perubahan. “Aku tidak bermaksud untuk memaksa, hanya saja.” “Aku tidak bisa melanjutkannya.” Erika menatap ke arah Wisnu, “Maksudnya?” Erika tersenyum samar, menutupi gejolak asing dalam hatinya dan kekhawatiran yang mulai meresahkan. “Aku tidak akan memaksa, kita akan menikah setelah siap. Itu hanya rencana kedua orang tua kita, tapi yang menjalani dan yang memiliki andil besar mengambil keputusan tetap kita.” Erika tidak mau Wisnu salah paham. Desakan dari kedua belah pihak jelas akan memb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD