Tidak ada hari tanpa menangis, setiap hari Zahira menangisi Alma dan juga hidupnya yang sudah diambang kehancuran. Sudah seminggu lamanya dia sama sekali tak mendengar kabar tentang Alma dan Arkan keduanya sama-sama hilang seperti di telan bumi. Ibunya tak henti-henti memberinya pelukan dan kata-kata penyemangat, namun tetap saja Zahira merasa sedih dan ingin mengakhiri semua masalah ini. “Alma lebih bahagia disana dengan ayah dan oma opanya, tidak usah khawatir lebh baik fokus sama kandungan kamu.” Zahira menatap ibunya tak percaya, bisa-bisanya di berfikir secetek itu, bahkan ibunya tahu sendiri Alma tidak akan bisa telu lama jauh darinya. “Ibu menganggap semua hal ini sepele padahal itu sangat sulit buat aku dan Alma!” “Ibu hanya ingin membuat kamu berhenti khawatir karena Alma

