“Ra?” Aku — yang tengah menemani Andara merias diri — yang beranjak. “Eh bestie, kamu di sini juga?” ujar Kak Tamara begitu mendapatiku membukakan pintu untuknya. “Dih, mentang-mentang calon warga Cambridge, manggil Ayra langsung bestie,” sindir Andara. “Biar surat domisili gampang keluar, cuy,” tanggap Tamara, lalu mencengir. Ia melangkah masuk lebih dalam setelah ritual cupika-cupiki denganku. “Bu Lurah dong?” kekeh Andara. “Kapan balik lo, Kak? Bali apa kabar?” “B aja,” tanggap Kak Tamara. “Kenapa sih bule kalau ke sini mintanya Baliii terus?” “Tanya dong sama Mas Bojo, Kak,” tanggapku. “Kata Mas Bojo – it’s my turn!” Maksudnya, giliran Gent yang punya golden ticket untuk milih destinasi bulan madu. “Padahal selain Bali juga banyak yang kece ya, cyn?” Onti Jessy yang masih sibu

