Aku masih tidak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh salah satu situs pencarian online karena semua yang tertulis disana sama persis yang kini sedang aku rasakan, yang benar saja masa iya aku suka sama Gibran?.
Danial menyenggol bahuku “Ngelamunin yang tadi? Ya ampun Hafsun kamu tuh udah gede besok lusa udah 16 tahun masa iya jatuh cinta aja sampai kepikiran dari ujung artik sampai ujung sahara sih, santai aja napa mending kita cari kado buat Gim” tegur Danial.
Helaan nafas keluar dari bibirku, Danial ada benarnya jika lebih baik aku fokus memilihkan kado untuk Gim, aku dengar Gim besok sore sudah pulang dengan membawa gelar juara satu lomba matematika, aku mengetahui berita mengenai kemenangan Gim satu jam yang lalu. Aku tidak heran karena Gim memang sangat pintar dalam pelajaran
