Pria Bertopeng Emas

1467 Words

Tidak, Dara tidak pergi sejengkal pun. Ia tetap berada di luar gerbang, duduk bersimpuh di atas tanah yang mulai dingin seiring malam datang. Suaranya serak, hampir habis karena terus memanggil-manggil nama anaknya. Setiap kali terdengar suara tangisan Jedainne dari dalam rumah, tubuhnya akan bergetar hebat, dan air matanya akan jatuh lebih deras. “Tolong…” gumamnya, berulang kali, seakan itu bisa mengubah keputusan kejam yang telah diambil terhadapnya. "Aku tidak pernah tidur dengan Zane… Aku bersumpah… Hiks… Aku bersumpah…" Namun, suara yang bergema di hatinya tidak mendapat balasan. Rumah itu tetap diam. Gerbang itu tetap tertutup. Dara terus menangis. Ia tidak peduli tubuhnya menggigil. Tidak peduli bahwa matanya sudah begitu bengkak hingga hampir sulit untuk terbuka. Tidak peduli b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD