“Aaaaaaa!” Jedidah berlari. perawat sudah berkumpul di dalam, mencoba menenangkan sosok yang tengah histeris di tengah ranjang. Dara. Perempuan itu duduk meringkuk di atas kasur, tubuhnya gemetar hebat, kedua tangannya mencengkeram rambutnya sendiri hingga hampir tercabut. "Minggir!" suara Jedidah menggelegar. Tanpa menunggu, ia meraih Dara dalam pelukannya, membiarkan tubuh perempuan itu bergetar hebat di dalam dekapannya. Dara masih meronta, kukunya mencakar kulitnya, suaranya pecah dalam tangisan dan teriakan panik yang terputus-putus. "Dara, tenang!" suara Jedidah terdengar lebih lembut kali ini, meski ada ketegasan yang tak terbantahkan. "Ini saya! Dara, kamu aman sekarang! Kamu sudah aman! Dengar suara saya, Dara!" Tapi Dara tidak mendengar. Kepanikan itu masih membungkusnya,