Dara terbangun dari tidurnya dengan tubuh terasa lebih berat dari biasanya. Ia menegang saat menyadari sebuah lengan kokoh melingkari pinggangnya dari belakang, menahan tubuhnya dalam dekapan yang erat. Jedidah. Pria itu masih memeluknya, bahkan dalam tidurnya, satu tangannya terselip di atas perutnya. Dara menelan ludah, mencoba mengingat bagaimana semua ini bisa terjadi. Yang ia ingat hanyalah ledakan emosinya, amarahnya yang memuncak, dan setelah itu—Jedidah tak kunjung melepaskannya. Dengan hati-hati, ia mulai melepaskan lengan Jedidah, menyingkir tanpa membangunkannya, lalu melangkah pergi menuju kamar mandi. Kemudian Dara turun ke lantai bawah meninggalkan pria yang terlelap. Keheningan menyambutnya. Lampu-lampu telah diredupkan, para pelayan telah tertidur, dan hanya suara langka