"Eh, Mbak, itu paket punya saya. Jangan dibuka." Suara Zarin semakin menjauh dari pintu. Tapi di dalam kamar, suasana justru semakin memanas. Jedidah mengambil alih permainan, kini berada di atas Dara, tatapan pria itu gelap dan tajam, penuh dengan d******i. "Kamu benar-benar keterlaluan," gumamnya rendah, hampir seperti geraman. Dara tidak sempat membalas. Tiba-tiba, pinggul Jedidah bergerak, maju mundur dengan ritme yang dalam dan menyiksa. Dara tersentak, punggungnya melengkung tajam di atas kasur, jemarinya mencengkeram seprai dengan erat. "Ahhh! Bapak...!" Matanya terpejam erat, bibirnya sedikit terbuka, tubuhnya bergetar setiap kali Jedidah menusuk masuk lebih dalam, lebih kuat, lebih liar. Suara desahan dan erangan memenuhi ruangan, bercampur dengan suara ranjang yang bergerak