“Shhhh, ahhh. Sakit! Pelan-pelan. “ Desis Dita karena memang merasakan sakit yang teramat sakit saat Arka berhasil menghapus gelar keperawanan Dita.
Arka cukup terkejut saat mendapati kenyataan kalau Dita masih perawan. Arka mendiamkan miliknya dalam V Dita, serta memejamkan matanya dengan begitu erat, mencoba untuk membiarkan agar miliknya bisa beradaptasi dengan milik Dita yang sangat sempit, agar Dita tidak merasa sakit, saat merasakan miliknya sangat ngilu, di mana Arka merasa milik Dita benar-benar sangat menjepit miliknya.
Arka kembali membuka matanya, dan menatap Dita dengan air mata yang sudah membasahi sudut matanya, membuat Arka langsung mendesah kasar
”Aku tanya Sekali lagi. Jawab pertanyaanku dengan jujur. Siapa yang menyuruhmu datang ke sini? Dan sebelumnya, apakah kamu mengenalku? “tanya Arka dengan penuh selidik, dan Dita langsung menghapus air matanya, lalu membalas tatapan Arka, serta senyuman yang kembali terbit, membuat Arka langsung memutar bola matanya malas, karena kalau Dita sudah memperlihatkan senyumnya, Dita sudah kembali ke mode mengesalkan.
"Sudah ku beritahu tadi jawabannya, dan untuk jawaban yang sekarang, Tetap sama seperti jawaban pertama. Aku datang ke sini karena keinginanku sendiri. Tidak ada yang menyuruhku dan tidak ada tujuan apapun."
Jawab Dita yang langsung menarik leher Arka, dan kembali melumat bibir Arka, namun dengan cepat Arka menyudahinya, dan kembali menatap Dita.
“ Aku cukup terkejut kalau kamu masih perawan, dan aku juga terkejut, kelakuanmu tidak mencerminkan sebagai gadis perawan. Aku jadi penasaran, Sebenarnya kamu benar-benar murni masih perawan, atau kamu sedang…
Arka langsung menjeda kalimatnya saat mendapatkan tatapan tajam dari Dita.
"Aku masih Perawan, ya masih perawan, tidak ada kaitannya sama operasi. Jadi jangan menuduhku kalau keperawananku itu tidak murni." Ujar Dita dengan raut wajah yang terlihat marah dan itu membuat Arka tidak mengerti kenapa Dita marah.
Arka tidak sadar, kalau ia membuat Dita marah, itu karena secara tidak langsung Arka menuduh Dita sebagai gadis yang tidak orisinil.
Karena Arka tidak ingin merusak momen kesenangannya, Arka menyempatkan diri untuk bertanya Siapa nama wanita yang saat ini memanjakan tubuhnya, karena Arka takut, setelah keesokan harinya, wanita yang ada di depannya ini sadar, langsung kabur begitu saja tanpa mengetahui siapa namanya seperti di dunia novel. Dita yang mendapat pertanyaan dari Arka langsung menatap Arka dengan tatapan penuh kelembutan.
"Namaku Anindita Putri. Aku yakin, suatu saat nanti kamu akan mencariku karena tertarik denganku. "Ujar Dita yang membuat Arka tidak mengerti. Dita mendekatkan wajahnya pada wajah Arka, namun dengan cepat Arka memalingkan wajahnya, hingga Dita kembali tersenyum singkat.
"Apa maksudmu?" tanya Arka setelah berhasil menghalangi apa yang di inginkan oleh Dita, karena penasaran.
"Nikmati saja tubuhku, dan jangan lupa, buat aku malam ini mendesah kenikmatan , karena aku yakin, kamu bisa, terlebih pusaka mu sangat besar, itu pasti akan membuatku nikmat. Dan aku juga yakin suatu saat nanti kamu akan mencariku lagi." Ujar Dita penuh keyakinan, membuat Arka langsung menerbitkan senyum sinisnya.
"Percaya Diri sekali Anda." Ujar Arka yang langsung melumat bibir Dita dengan begitu rakusnya, dan Dita menyambut sentuhan Arka dengan sukarela, bahkan tangan Arka benar-benar bermain dengan lincah di gunung kembar Dita yang ternyata ukurannya tidak kecil di tangan Arka.
Kali ini Arka mulai menunjukkan Sisi aslinya, di mana Arka terlihat begitu sangat b*******h, hingga membuat Dita jadi sedikit kesulitan untuk mengimbangi permainan Arka, padahal Kalau boleh jujur, Arka juga pertama kalinya menyentuh seorang wanita, dan itu Dita. Tapi, Arka tidak terlihat kaku saat memanjakan tubuh Dita, bahkan Arka seperti orang yang sangat mahir dalam memimpin masalah urusan ranjang.
Arka jadi merasa penasaran, kenapa Dita tidak terlihat menyesal saat dirinya berhasil merebut mahkota berharganya dengan begitu mudahnya, bahkan kalau dilihat, Arka seperti melihat Dita sengaja menyerahkan mahkota berharganya dengan begitu mudahnya pada dirinya. Arka jadi curiga, Dita punya maksud tersendiri, dan anehnya Arka malah menikmati tubuh Dita, dan tidak merasa marah. Seharusnya Arka menginterogasi dan berhati-hati pada Dita, terlebih Arka tidak mengenal Dita sebelumnya, dan tiba-tiba saja Arka disuguhkan tubuh seindah milik Dita.
Arka yang mulai menikmati penyatuan kali ini untuk yang pertama kalinya, langsung berjanji dalam hatinya untuk memiliki Dita sepenuhnya, tidak peduli meski sang Bunda memaksa dirinya untuk segera menikah seperti Adam, yang jelas, Arka akan memiliki Dita sepenuhnya. Yah, Arka tahu kalau sang Bunda ingin menikah kan antara dirinya dan Adam, hanya saja, sang Bunda hanya memberitahu Adam, tidak dengan dirinya.
Arka tidak akan membiarkan wanita yang saat ini berada di bawah kungkungannya menjadi milik pria lain setelah berhasil ia sentuh. Bagi Arka, apapun yang pernah ia sentuh, dan ia sukai, maka Arka tidak akan membiarkan siapapun merebutnya. Apapun akan Arka lakukan untuk mempertahankan apa yang menurut Arka harus menjadi miliknya.
Memang, bukan dirinya yang menginginkan semuanya terjadi, tapi, Arka tetap tidak akan membiarkan Dita jatuh ke dalam pelukan pria lain, terlebih, rahim Dita adalah pertma kalinya menerima benih, dan itu benihnya. Makanya Arka tidak akan melepaskan Dita dengan begitu mudahnya.
Begitulah sumpah Arka terhadap Dita. Arka juga tidak peduli, sekalipun sang Bunda memaksa dirinya untuk menikahi anak dari sahabatnya, dan bahkan sekalipun pernikahan itu terjadi, Arka tetap akan menjadikan Dita sebagai miliknya, dan akan memaksa Adam untuk memenuhi keinginan Bunda Gina.
"Emmmh, ahhh. Arka...
Desah Dita dengan sengaja menyebut nama Arka, membuat arka semakin terbakar gairah.
"Emhhh, iya, Sayang. Sebut namaku." Arka terus memompa tubuh Dita semakin kuat, yang entah kenapa gairah Arka semakin membuncah saat Dita menyebut namanya.
"Jangan berhenti," kata Dita saat Arka mencabut pusaka besarnya dari V Dita.
"Kenapa?" tanya Arka sengaja menggoda Dita
"Aku suka milikmu." Jawab Dita yang langsung menarik leher belakang Arka, dan melumat bibir Arka dengan rakusnya, membuat Arka yang memang tidak ada niatan untuk berhenti, langsung melepaskan tautan bibirnya dari Dita, dan membalikkan badan Dita hingga Dita tengkurep, lalu kembali memasuki V Dita dari belakang, membuat Dita kembali berteriak kenikmatan.
"Ahhh, Arka. Emmh, enak. lebih dalam...
Pinta Dita yang entah kenapa, dengan posisi seperti malah membuat dirinya semakin kenikmatan, dan semakin dibuat gila oleh setiap hentakan keras Arka.
Arka benar-benar memenuhi permintaan Dita. Arka terus menghujam keras tubuh Dita, hingga saat Arka merasa akan ada sesuatu yang muntah dari miliknya, Arka semakin mempercepat hentakannya, hingga Dita semakin merasa kenikmatan.
Arka memejamkan matanya dan...
"Akhhh... "
Erangan panjang mulai terdengar di telinga Dita saat Arka menyemburkan benihnya dalam rahim hangat Dita, dan membiarkan tubuhnya tetap berada di atas tubuh Dita dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
Puas? Jangan ditanya. Tentu saja Arka merasa sangat puasa terlebih Arka baru pertma kali merasakan yang namanya sebuah penyatuan.
Arka menggulingkan tubuhnya ke samping Dita, dan menarik tubuh Dita ke dalam pelukannya, dan Dita pun dengan senang hati menikmati pelukan Arka hingga tak terasa, keduanya pun terlelap.
Keesokan harinya, Dita bangun lebih dulu, dan Dita terkejut saat mendapati dirinya memeluk tubuh Arka.
Dita meringis dengan pelan, merutuki kebodohannya, karena dirinya benar-benar menyerahkan mahkotanya pada calon suaminya.
Dengan gerakan pelan, Dita mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, dan dengan cepat kilat, Dita memakai pakaiannya, namun tetap dengan hati-hati, agar tidak membangunkan Arka.
Dita langsung lari terbirit-b***t merasa percaya kalau Arka masih tidur, padahal, kenyataannya, Arka sudah bangun sejak tadi, hanya saja Arka tetap pura-pura tidur, karena ingin melihat seperti apa reaksi Dita setelah bangun dari tidurnya, dan ternyata sesuai dengan dugaan Arka, kalau Dita akan lari.
“Aku pasti akan menemukanmu Gadis Liar Ku.” Gumam Arka pelan, sambil menyingkap selimut putih yang ternyata ada bekas noda merah tepat di sampingnya, di bagian tempat yang ditempati Dita, dan Arka yakin, kalau itu adalah noda merah keperawanan Dita.