When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Kau benar-benar licik. Sungguh sangat licik. "Ujar seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan dimana Dita berada. Dita yang mendengar suara tersebut langsung menoleh, dan memperlihatkan senyum misteriusnya. Karena kita memang baik-baik saja aku mah dan tidak aborsi, dengan santainya Dita turun Dari Ranjang dan mendekati orang yang mengetahui dirinya licik. "Kalau aku nggak licik, otomatis Bunda pasti akan kehilangan cucu Bunda. Bunda mau kehilangan cucu impian Bunda?" Ujar Dita dengan penuh kesenangan, dan mendekati Bunda Gina, lalu memeluk Bunda Gina dengan penuh kasih sayang. Yah, ternyata orang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan di mana Dita berada itu adalah Bunda Gina, dan tentunya Bunda Gina menemui Dita itu setelah memastikan kalau Arka benar-benar pergi dari rumah sakit