"Jay!" Kenanga menggelengkan kepala syok. "Ya nggak besok juga, ish kau ini." Kenanga berdecak pelan, Jayden ini memang tidak romantis sekali ya? "Lebih cepat lebih baik 'kan, untuk apa menunda-nunda. Aku mencintaimu dan kau mencintaiku, menunggu apa lagi?" ujar Jayden dengan begitu enteng namun matanya sangat serius sekali. Kenanga yang tadi menantang justru kebingungan karena Jayden sangat serius sekali. Pria ini sudah matang usainya, punya pekerjaan yang sangat bisa diandalkan sehingga mudah saja menyetujui permintaan Kenanga. Lagipula Jayden memang sudah yakin dengan Kenanga. "Kenapa kau mudah sekali setuju, apa kau akan seperti ini kepada semua wanita?" Kenanga bertanya gagap, mencoba mencari alasan agar Jayden tidak meminta menikah besok. Semua itu terlalu mendadak. Jayden menge