Dea seketika memaku, dengan tubuh yang menegang hebat. Pelukan diperutnya semakin kencang, seolah kalau direnggangkan sedikit maka Dea akan pergi dari sana. Sam yang masih lemas memaksakan untuk duduk, menyandarkan dahinya ke belakang punggung Dea. "Deandra ... kamu boleh hukum aku kayak apapun, tapi aku mohon kamu jangan tinggalin aku." Lirihnya dengan nada bergetar. "A-aku memang salah, bodoh, dan begitu pengecut. K-kamu boleh pukul aku kalo itu bisa buat kamu tenang." Lanjutnya masih terus ngelantur omong kosong. Dea tetap bertahan di posisi nya, entah sedang memikirkan apa. Membuat Sam makin kalang kabut ketakutan. "Aku kira kamu bukan gadis yang seperti itu Deandra." Sam mendongak kaget, begitu mendengar ucapan dingin gadis didepannya. Dengan wajah syok yang sudah tidak dapat di