Bab 45

1015 Words

"Meli, aku makan di taman, ya. Tolong bawa sarapanku ke taman," titah Alena pada ART di rumah itu. Sudah tiga hari berlalu sejak insiden ponsel dibanting, dan sejak saat itu, Alena terus berusaha menghindari Reyhan. Wanita itu lebih banyak menghabiskan waktu di kamar atau bermain bersama si kembar di taman belakang rumah. Ia bahkan tidak lagi menyambut Reyhan di pagi hari, tak lagi menanyakan sarapan kesukaannya seperti biasanya. Reyhan baru saja turun dari kamar dengan langkah sigap. Dasi sudah terpasang rapi, wajahnya datar seperti biasa. Namun, matanya langsung menyapu ruang makan yang tampak sepi. “Dimana Nyonya?” tanyanya pada Meli, salah satu ART yang sedang menata meja. Meli terkejut mendengar pertanyaan itu. Tangannya refleks berhenti menata sendok garpu. “Eh… Nyonya, sarapan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD