Tristan berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan napas terengah. Matanya liar mencari wajah yang dikenalnya. Ia langsung menuju ruang perawatan VIP, tempat terakhir di mana Alena seharusnya berada. Namun... kosong. Tempat tidur telah dirapikan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Alena. Dengan langkah cepat, ia menghampiri perawat di meja jaga. "Permisi, suster. Pasien atas nama Alena, yang dirawat di ruang VIP 02, di mana dia sekarang?" Perawat itu membuka data di komputernya. "Nyonya Alena sudah dipulangkan tadi pagi, Pak. Sekitar pukul delapan." Tristan mengerutkan kening. "Dipulangkan? Oleh siapa? Saya suaminya. Saya belum menjemputnya." Perawat itu tampak ragu, lalu menjawab pelan. "Tadi yang mengurus kepulangan beliau adalah... pihak keluarga. Seorang wanita paruh baya yang me