Bab 24

1090 Words

Sudah hampir satu jam Tristan duduk di ujung ranjang, hatinya gelisah dan tak tenang. Berulang kali dia menatap pintu kamar mandi. Berharap terbuka dan melihat istrinya keluar dari sana. Namun, apa yang dia harapkan tak kunjung terjadi. “Alena… Sayang, kamu nggak papa, kan? Jawab aku, Lena…” Tak ada jawaban. Tristan bangkit dan mulai mengetuk pintu kamar mandi. Dia tempelkan telinganya di daun pintu, berharap mendengar suara istrinya dari dalam. “Sayang, kalau kamu masih marah, nggak apa-apa. Tapi tolong… tolong keluar dari kamar mandi…” Hening. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Tristan kembali mengetuk pintu itu dengan sedikit kasar. Tapi tetap saja... tak ada jawaban. Napasnya mulai memburu. “Ya Tuhan… jangan bilang…” gumamnya panik. Tanpa pikir panjang, Tristan segera

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD