Lova memejamkan mata menikmati sensasi pijatan di sekujur tubuhnya. Ia tengah berendam air hangat guna meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Meski tidak bekerja, nyatanya, tubuhnya lelah juga karena harus melayani suaminya yang tak kenal lelah setiap malamnya. Perlahan Lova membuka mata dan mengangkat tanganya. Dipandanginya cincin yang sejak beberapa hari lalu tersemat di jari manisnya itu dan setiap kali melihatnya, bibirnya selalu menyunggingkan senyum. Lova tak pernah mengira kisah hidupnya akan berjalan seperti ini. Padahal dulu ia begitu membenci Zegan dan menganggapnya sebagai musibah, menganggapnya sebagai perusak masa depannya. Tapi, sekarang ia justru merasa bahagia bersama suaminya itu. Tangan kanan Lova terangkat menyentuh cincin berkilau di jari, memutarnya ke kanan dan ke