“Apa yang kau katakan?” Lova menutup panggilan tanpa berniat memberitahu Zegan, menjawab pertanyaan pria itu. Ia kemudian meremas ponselnya itu di depan d**a sambil memejamkan mata. Ia sudah memutuskan akan membantu Yumna, mengikuti semua arahan yang Yumna berikan. Entah lah, ia sendiri tidak tahu pasti kenapa bersedia membantunya. Ia hanya berpikir, jika tujuan Yumna demi kebaikan. “Haish … bagaimana kalau aku sampai mati karena masalah ini?” desah Lova kemudian duduk di tepi ranjang. “ayah … ibu … maafkan aku,” ucapnya kembali sambil kian meremas ponsel di tangan. Sementara itu di tempat Zegan, ia berusaha menghubungi Lova kembali tapi nihil. Dan ia tahu Lova sengaja mengabaikan panggilannya. “Apa yang sebenarnya dia bicarakan?” geramnya. Ia kemudian teringat Rigen dan segera men