Lova tertunduk lesu menatap kertas hasil pemeriksaannya. Saat ini ia dalam perjalanan pulang setelah memeriksakan diri ke rumah sakit.
“Jangan khawatir. Kau dengar sendiri penjelasan dokter. Kita masih bisa punya anak.” Zegan mengatakan kalimat itu sambil menggenggam tangan Lova tanpa menurunkan konsentrasi mengemudinya. Ia tahu Lova pasti merasa terpukul dengan hasil pemeriksaannya. Terlihat jelas, istrinya itu tampak murung setelah mendengar penjelasan dokter.
Lova menoleh menatap Zegan dengan mata tampak basah. Yang dikhawatirkannya benar. Dirinya lah yang memiliki masalah. Dokter mengatakan dirinya mengalami oklusi tuba, satu kondisi di mana tuba falopinya tersumbat membuat sel telur tak dapat bertemu dengan s****a. Itu lah yang membuatnya belum bisa hamil hingga sekarang. Namun, d
