Kembali lagi di dalam ruangan kerja Stefan. Pria itu mempersilahkan Christian untuk menyesap minuman di dalam gelasnya sebelum melanjutkan pembicaraan di antara mereka.
"Kenapa kau menduga kalau aku tahu segalanya, Christian?"
Mata biru Christian menatap kosong kepada gelas yang berada di atas meja sebelum menggeleng pelan,"Entahlah. Mungkin karena insting? Atau memang karena Paman dan aku pernah menghadapi situasi yang sama. Aku tidak tahu."
"Sejujurnya aku sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. Aku tahu kalau kau pasti akan datang padaku untuk mencari jawaban, maka dari itu aku telah mengumpulkan beberapa informasi yang mungkin kau butuhkan."
Stefan berdiri. Dia berjalan ke arah sebuah kotak penyimpanan khusus yang berada di samping meja kerjanya. Christian menatapnya dalam diam tanpa berniat bertanya karena dia tahu kalau Stefan pasti akan langsung menjelaskan semua kepadanya.
"Ini adalah beberapa informasi yang aku dapat dari mendiang ayahmu, Christian. Dia berhasil mengumpulkan semua rahasia Klan kalian dan berniat untuk melumpuhkan Red Tiger melalui ini."
"Tapi... Kalau ayahku ingin menghancurkan Klan, itu artinya dia berniat membunuh ibuku?" Tanyanya.
Stefan menggeleng pelan, ternyata Christian belum benar-benar mengerti tentang bagaimana dunia mereka bekerja. Jika yang satu mati, maka akan ada bayangan lainnya yang akan mengambil alih.
"Red Tiger tentunya memiliki seorang bos lain yang akan menggantikan pemimpin sebelumnya. Aku masih ingat ketika Viktor Roswell membunuh kakek mu dan pada saat itu pula orang yang berada di bawah kakek mu naik tingkat menjadi Don atau yang kita sebut sebagai bos mafia. Dalam hal ini orang tersebut merupakan anggota keluarga mu sendiri. Bisa dibilang adik kakek mu atau mungkin saudara ibumu," Jelasnya.
Christian menggeleng tidak mengerti. Mana mungkin ada orang lain di saat ibunya merupakan anak tunggal dan semua keluarga kakeknya telah mati. Lalu siapa yang memimpin Red Tiger hingga saat ini?
"Tidak mungkin. Aku tidak punya anggota keluarga yang tersisa. Hanya ibuku satu-satunya yang berdarah Romanov. Apa ada kemungkinan orang ini merupakan pemimpin di balik layar?" Tanya Christian.
Stefan menyetujui tebakan Christian. Dia tidak tahu apapun soal Klan Red Tiger, tapi kalau Christian menduga adanya orang tak dikenal yang mengendalikan Klan tersebut, berarti memang ada kemungkinan besar.
"Apa informasi lain yang Paman dapatkan?" Tanyanya.
"Dua bulan sebelum Mark meninggal, dia sempat memberiku informasi lain. Keluarga mu merencanakan untuk menghancurkan Rusia lewat chip rahasia yang akan digunakan sebagai alat untuk mengadu domba Amerika dan Negara ibumu. Dengan begitu, Red Tiger akan muncul sebagai si nomor satu dengan memberantas antek-antek Rusia. Anggaplah ini seperti permainan agar dunia bisa melihat Red Tiger sebagai pahlawan. Entah siapa orang di balik semua ini, tapi yang jelas dia ingin menguasai Rusia untuk dirinya."
Christian berpikir keras soal itu. Ayahnya mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Pastinya ada hal tertentu yang bisa menjadi petunjuk lain. Namun apa?
"Apa Paman punya pendapat sendiri?" Tanya Christian.
"Jika kau bertanya, maka aku akan menjadikan ayah tirimu sebagai pelaku utama. Namun, kau belum punya peluang untuk menjatuhkan orang itu, bukan?" Ucapnya. Christian ikut membenarkan. Tentu saja ayah tirinya akan jadi tersangka utama dalam rencana penghancuran ini.
"Paman, apa aku boleh bertanya sesuatu yang agak pribadi?" Tanyanya dengan hati-hati. Stefan tidak menjawab, tapi bukan berarti dia menolak. Christian menganggap itu sebagai tanda iya, lantas ia pun bertanya.
"Kenapa Paman melepas Emperor?"
Stefan menghela napas berat. Pertanyaan seperti ini selalu membuat ia mengingat masa lalunya kembali. Tentang segala tindak kriminal yang dia lakukan, dendam masa lalu, pelecehan yang pernah dia perbuat kepada Alaina. Semuanya seperti terulang kembali.
"Karena aku tidak ingin membuat keluarga ku dalam masalah, Christian. Kau akan mengerti apabila kau telah memiliki seseorang yang ingin kau lindungi," Jawabnya. Christian tersenyum kecil, dia pun memiliki seseorang itu. Crystal, putrinya. Christian akan melakukan apapun untuk kebahagiaan dan keamanan Crystal.
"Kau benar, Paman. Aku takjub karena kau meninggalkan kekuasaan mu demi sesuatu yang kau sebut keluarga. Aku harap suatu saat aku bisa mengerti perasaan itu," Balasnya.
"Christian, apa kau punya simbol itu?" Christian paham maksud Stefan lalu dia menunjukkan pergelangan tangannya yang terdapat sebuah simbol harimau. Simbol itu ia dapatkan sejak dirinya lahir. Menurut pengakuan sang ayah, kakeknya lah yang menciptakan simbol itu sebagai penanda kalau dia akan menjadi penerusnya. Namun, Christian tidak ingin. Dia tidak peduli tujuan simbol ini dibuat.
"Paman juga punya, kan? Aku yakin keluarga mafia memilikinya."
"Ya, benar. Di pundak kiri ku. Saat itu aku berumur enam tahun ketika Viktor menempelkan besi panas di pundak ku," Jawab Stefan. Penanda itu akan tetap ada.
Christian akhirnya memutuskan untuk pulang setelah ia mendapatkan dokumen penting dari Stefan serta beberapa informasi lainnya mengenai rahasia dari Klan Red Tiger.
Christian masuk ke dalam mobilnya lalu mengendarai mobil kembali ke rumah sakit untuk menemani putrinya lagi. Nanti siang dia akan meminta informannya untuk datang ke ruang perawatan Crystal untuk membahas yang telah ia bicarakan dengan Stefan.
...
Hari-hari kembali berlalu. Crystal sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah mendapatkan perawatan medis kurang lebih empat hari. Gadis kecil itu tidak berhenti bertanya kepada Christian mengenai Queenie dan kapan gadis itu akan menemuinya. Sampai saat ini Christian belum bisa melakukan hal itu karena dia masih harus menyelesaikan permasalahannya.
Pagi itu, Christian menemani putrinya sarapan pagi. Crystal memiliki alergi terhadap kacang dan stroberi, jadi pria itu mengolesi roti milik Crystal dengan selai coklat.
"Daddy, hari ini aku mau ikut Daddy kerja. Boleh tidak?"
"Tapi, Crissy... Hari ini Daddy punya banyak kerjaan. Bagaimana kalau nanti kau sibuk?"
Crystal menekukkan bibirnya. "Aku mau ketemu sama Mommy, Dad. Kalau aku ikut Daddy, nanti bisa ketemu Mommy," Jelasnya dengan nada sedih dan itu semakin membuat Christian iba dengan putrinya. Ia membawa sang putri ke dalam pelukannya lalu mengusap punggung Crystal.
"Kau sangat ingin bertemu Mommy, sayang?" Tanya Christian dan Crystal mengangguk cepat. Sudah berminggu-minggu dia tak bertemu Queenie dan dia begitu ingin menghabiskan waktu bersama gadis yang ia panggil Mommy itu.
"Bagaimana jika malam ini Daddy membawa Mommy ke rumah kita? Tapi Crystal harus janji kalau nanti Crystal mau berada di Day Care selama Daddy bekerja. Bagaimana?" Tawarnya. Tentu saja tawaran itu sangatlah menguntungkan bagi Crystal. Dia pun dengan cepat menyetujui tawaran Christian demi bisa bertemu kembali dengan sang Mommy tercinta.
Christian memeluk putrinya sayang. Ia tersenyum aneh karena sebentar lagi dirinya akan terus terhubung dengan Queenie dan ketika saat itu tiba, semua fantasi liarnya tentang gadis itu akan segera terwujud.
Setelah menitipkan Crystal di tempat penitipan anak, Christian melajukan kendaraannya menuju kampus tempat dia mengajar. Pria itu berjalan sedikit tidak sabar di koridor kampus karena entah kenapa dia menginginkan Queenie segera.
Dia masuk di ruangan pertama dan sudah ada banyak mahasiswa yang berada di sana termasuk Queenie. Benar sekali tebakannya, gadis itu masih berani mengenakan pakaian seksi yang menunjukkan kemulusan kulit yang dimilikinya. Gadis itu masih terlihat malu-malu, tapi kenapa dia berani sekali mengenakan pakaian terbuka?
Christian menyimpan keinginannya untuk nanti. Di sini dia menjelma sebagai Profesor yang sangat totalitas padahal sedari tadi dia menahan nafsu saat paha gadis itu menjadi tontonan gratis untuknya.
Gadis polos yang ingin jadi jalang.
Betapa mengagumkannya keberanian yang dimiliki Queenie. Namun, Christian merasa diuntungkan oleh keberanian gadis itu.
Setelah beberapa lama, kelas pun selesai. Perlahan mahasiswa itu pun keluar dari kelas. Christian sengaja keluar belakangan karena dia tahu kalau Queenie selalu keluar belakangan.
"Nona Anderson?"
Langkah Queenie terhenti. Ia berbalik menatap Christian dengan pandangan bertanya,"Ada apa, Profesor?"
"Kemari lah. Ada yang ingin aku bicarakan berdua denganmu," Queenie mengeratkan pegangannya pada tali tas di depan dadanya. Gadis itu melangkah mendekati Christian dan berdiri di seberangnya.
"Ada apa, Profesor?"
"Ini soal Crystal. Dia masih sering menanyakan tentang dirimu dan aku tidak tega melihatnya bersedih."
"Oh, ya? Apa yang bisa aku lakukan?" Tanya Queenie.
Christian mengendurkan kerah kemejanya karena lehernya kembali merasa tercekik oleh rasa sialan.
"Apa kau mau memenuhi permintaan putriku, Nona Anderson? Hanya kau yang bisa membuat gadis kecil ku tertawa."
Queenie sedikit merasa linglung. Dia membutuhkan air untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba kering. Maksud Christian adalah, pria itu ingin dia berperan sebagai Mommy bagi Crystal? Astaga... Apakah kini mimpi Queenie untuk berada dekat dengan pria yang ia cintai akan segera terkabul?
"Ma-Maksud Anda, aku jadi Mommy nya?"
"Tentu. Ini terdengar kejam, tapi apa kau mau bekerja denganku sebagai ibunya Crystal? Kita lakukan seperti hal nya orangtua untuk anak mereka. Meski itu tetaplah berbohong, tapi setidaknya berharga untuk dilakukan."
Queenie merasakan otaknya tidak mampu memproses perkataan Christian. Entah itu akan menguntungkannya atau bagaimana, tapi yang jelas ini sesuatu yang sangat serius.
Ya Tuhan, apa aku mesti melewati batas ku?
"Bagaimana, Nona Anderson? Aku tidak akan memaksamu jika kau tidak mau. Nanti akan aku jelaskan kepada Crystal kalau-"
"Aku mau, Profesor!" Ucapannya cukup lantang dan itu membuat sebuah seringai serigalanya muncul tanpa Queenie sadari.
"Bagus. Aku senang mendengarnya, Nona Anderson."
Queenie merasa seperti terhipnotis. Dia berdiri kaku dan berharap ada ucapan lain yang akan terucap dari bibir Christian.
"Lalu... Aku harus bagaimana Profesor?"
"Menginap lah selama seminggu di apartemen ku. Aku sendiri yang akan mengirimkan surat kepada ayahmu kalau kau punya tugas kuliah di luar kampus selama seminggu ke depan. Tenang saja, ayahmu tidak akan khawatir. Kau mau?"
Queenie kembali mengangguk cepat. Dia seperti anak kecil yang mudah dirayu dengan sebuah permen. Hanya rayuan kecil dan kini Christian berhasil mengikat gadis itu di apartemennya.
Hanya seminggu, Christian. Manfaatkan waktumu sebaik mungkin.
TBC