Sore itu, Christian pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi putrinya. Ia sudah menemui dokter anak yang merawat Crystal dan dokter itu mengatakan kalau demam yang dialami Crystal mulai menurun, tapi kondisinya belum stabil untuk dibawa pulang.
Pria itu menaruh tas kerjanya di atas meja bulat lalu ia menarik kursi ke samping ranjang pasien di mana putrinya terbaring.
"Sayang, Daddy pulang."
Mata Crystal perlahan terbuka dan bola matanya tampak mencari-cari seseorang,"Mommy?" Panggilnya dengan suara parau. Christian menghela napas kecil lalu mengusap dahi putrinya yang masih terasa hangat.
"Maaf, Crystal. Tapi dia bukan Mommy mu. Dia orang asing," Jawab Christian, tapi itu malah membuat keadaan Crystal semakin memburuk. Anak itu mulai menangis karena merasa Christian telah memisahkannya dari sang ibu.
"Princess... Jangan menangis, sayang. Daddy sudah di sini bersamamu. Kau tidak membutuhkan siapa pun lagi," Jelasnya. Crystal tetap menangis sampai sesenggukan. Gadis kecil itu mengusap mata kecilnya sambil meraungkan kata Mommy di bibirnya. Crystal sungguh menyayangi Queenie dan dia ingin dipeluk oleh perempuan itu. Bagi Crystal, Queenie adalah ibunya dan akan selalu begitu.
Christian membawa putrinya ke dalam pelukannya lalu diusapnya pelan punggung Crystal yang bergetar karena tangisan. Gadis kecilnya ini memang membutuhkan sosok seorang ibu, Christian menyadari itu dan ia sangat meminta maaf karena telah membawa Crystal ke situasi di mana ia tidak bisa tumbuh di antara kedua orangtua yang lengkap. Ini kesalahan masa lalunya dan ia telah menyebabkan Crystal terus bersedih.
"Daddy semalam janji kalau Mommy akan datang, kan? Kenapa Daddy bohong? Crissy ingin bertemu Mommy."
Christian hanya terdiam saja mendengar permintaan Crystal. Dia sudah hampir menawarkan kesepakatan dengan gadis itu tadi pagi, tapi Christian tahu kalau dia tidak bisa melakukannya. Queenie terlalu menggoda untuk ia hadapi dan dia tidak mau merusak masa depan gadis itu.
"Bagaimana kalau nanti kita pergi ke Disneyland? Tapi kau harus semangat sembuh dulu," Bujuknya. Akan tetapi, Crystal hanya menggeleng kecil.
"Mommy janji untuk mengajakku jalan-jalan ke taman bersama Daddy. Aku tidak mau ke mana-mana."
Lagi-lagi Christian terdiam. Oke, kini dia tidak punya pilihan lain selain berbicara dengan gadis itu untuk menjadi ibu bagi Crystal. Meski ia tahu kalau ini sangatlah aneh dan sangat mengganggunya sebagai seorang pengajar, tapi Christian tidak punya pilihan. Gadis kecilnya membutuhkan seorang ibu dan hanya Queenie yang mampu membuat Crystal kembali ceria.
"Kau mau bertemu Mommy?"
Mata bulat Crystal berbinar indah dan ia menganggukkan kepalanya. Yang dia inginkan adalah bersama Queenie dan jika Christian tidak bisa mengabulkan permintaannya, Crystal akan terus bersedih sepanjang waktu. Dia sudah terlanjur menyayangi perempuan itu dan baginya, hanya Queenie perempuan paling baik yang pernah ia ketahui.
"Kau mau menunggu sampai beberapa hari? Mommy sedang bekerja dan dia belum bisa pulang."
"Benarkah, Dad? Jadi Mommy tidak pernah datang karena dia bekerja untuk mencari uang? Lalu kenapa waktu itu Mommy ada?" Tanyanya bertubi-tubi. Christian menatap ke arah langit kamar karena ia bingung mau mengatakan apa. Christian meminta maaf di dalam hatinya karena dia terus membohongi Crystal soal keberadaan Queenie.
"Ya, begitulah. Dia bilang kalau urusannya selesai dia akan menemui mu lagi. Maka dari itu kau harus cepat sembuh agar Mommy juga cepat kembali," Jawabnya. Crystal mengangguk cepat dan dia pun segera memeluk tubuh Christian untuk berterima kasih.
Christian merasakan hatinya pedih. Gadis kecilnya ini begitu menginginkan figur seorang ibu dan dia tidak bisa memberikan itu kepada Crystal. Hal ini terjadi karena dirinya, andai wanita jalang itu tidak bersikap b******k dengan menyerahkan Crystal padanya, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Jika mantan kekasihnya dulu bersedia untuk ikut menjalankan peran sebagai orangtua bagi Crystal, putrinya ini sudah bisa dipastikan akan berada di kehidupan yang sempurna. Namun, inilah takdir yang telah ditentukan. Crystal harus terpaksa hidup dalam situasi yang benar-benar buruk.
"Sebentar lagi seorang perawat akan menemani mu. Daddy pergi sebentar, ya?" Christian mengecup puncak kepala Crystal tiga kali lalu memeluknya erat sebelum membantu gadis kecil itu untuk kembali berbaring di atas ranjang pasien. Ia menaikkan selimut Crystal lalu pamit pergi.
Sepertinya hari ini juga dia harus berbicara sesuatu kepada Queenie. Putrinya membutuhkan gadis itu dan...
Apa aku juga membutuhkan dia?
Suara hati Christian membuatnya semakin merasa frustasi. Dia sadar kalau selama ini Queenie sengaja menyita perhatiannya dengan penampilan yang membuat ia ingin membawa gadis itu ke atas ranjang.
Namun, Christian tidak berniat untuk menyambut salam yang diberikan Queenie karena gadis itu masih sangat muda dan belum dewasa. Selain itu, dia juga merupakan putri dari kenalan ayahnya, mana mungkin Christian memutuskan hubungan hanya karena ia telah merusak gadis keturunan Anderson tersebut.
Christian masuk ke dalam mobilnya lalu menghidupkan mesin. Ia menghela napas sesaat dan kepalanya ia sandarkan di kemudi mobil,"Maafkan Daddy, Crissy. Daddy yang membuatmu jadi begini."
Christian mengetukkan jemarinya di atas kemudi lalu memikirkan cara yang mungkin bisa diterimanya Queenie. Sungguh, selain karena permintaan Crystal, Christian juga sedikit menginginkan Queenie. Gadis polos yang ingin menjadi jalang. Selama dua Minggu ini ia memerhatikan Queenie dari kejauhan, gadis itu sepertinya ingin melangkahi batas yang ia punya, tapi takut terjerumus.
Queenie juga cukup berani untuk memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuhnya dan Christian tidak bisa menampik kalau dia tergoda dengan paha putih yang dimiliki gadis itu. Begitu mulus seperti porselen apalagi Queenie selalu duduk di bangku paling depan jika ia sedang mengajar.
Christian menganggap itu sebagai sebuah undangan. Dia seorang pria dewasa, tentu saja dia mengerti gerak-gerik gadis yang sedang ingin menggoda. Itulah yang membuat Christian ingin meniduri Queenie dan merasakan keluguan gadis itu. Namun, dia tahu kalau dirinya bukan seorang penjahat kelamin.
Queenie terlalu kecil untuk ia ajak bermain di atas ranjang. Secara fisik Queenie memang sudah seperti dewasa, tapi pikiran gadis itu belum sepenuhnya dewasa. Dia lugu dan merupakan gadis baik-baik. Merusak masa depan Queenie sama saja seperti ia menjerumuskan gadis itu ke sesuatu yang salah. Jika itu terjadi, maka dialah yang akan bertanggung jawab.
Pria itu menggeleng keras lalu ia pun segera melajukan mobilnya menuju apartemen untuk segera berbenah. Nanti malam dia akan menemui seseorang yang penting dari Rusia. Ada sedikit permasalahan yang mengharuskan ia turun tangan dan Christian tidak akan lengah untuk hal itu.
Sampai saat ini dia masih mencari tahu penyebab ayahnya dibunuh. Informan keluarganya mengatakan kalau ayah tirinya lah yang merupakan dalang dari pembunuhan Mark Douglas. Pria yang sekarang menikahi ibunya, Martha, menyimpan sejuta kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Salah satunya adalah ayah tirinya itu pernah memiliki anak dan kekasih, tapi dengan jahatnya dia menelantarkan mereka.
Christian hendak mencari tahu soal itu untuk menjatuhkan nama baik ayah tirinya di dalam dunia hitam.
Tidak bisa dipungkiri kalau dia juga merupakan anggota dari kriminal. Ibunya merupakan putri dari seorang mafia yang terkenal dengan jiwa psikopatnya. Kakeknya yang kini tengah menikmati api di neraka itu merupakan petinggi Klan Red Tiger.
Jika ia bertanya kepada ayahnya Queenie, sudah dipastikan kalau pria itu juga mengetahui nama Klan tersebut. Anggaplah kalau Klan ibunya merupakan saingan terberat Emperor pada masanya. Mendiang Viktor Roswell yang merupakan pemimpin sebelum Stefan, merupakan orang pertama yang berhasil membunuh petinggi anggota Klan tersebut. Sejak Emperor hancur, Red Tiger mengambil posisi pertama sebagai Klan yang ditakuti pada masa kini.
Tidak, bukan itu yang akan Christian bahas. Dia hanya ingin menguak fakta kematian ayahnya dan menghancurkan posisi si ayah tiri yang mengambil peruntungan dengan menikahi ibunya. Martha mungkin terlalu bodoh dengan menerima tawaran pria picik seperti itu.
...
Malam itu, Christian mampir ke sebuah minimarket untuk membeli bir. Itu dia lakukan untuk berjaga-jaga kalau dia lelah. Sejak tadi pagi tenaganya diforsir terus-menerus dan ia belum sempat beristirahat barang sejenak saja.
Ketika ia menaruh kaleng bir, ada orang lain yang juga menaruh barang belanjaannya di meja kasir. Mata biru Christian melirik ke kirinya dan tersentak melihat gadis yang beberapa saat lalu menghantui pikirannya itu.
Queenie pun sama terkejutnya. Dia tidak tahu kalau itu Profesor Douglas. Astaga, kenapa dari semua tempat, dia harus bertemu dengan pria ini?
"P-Profesor?"
"Ya, Nona Anderson. Kau dari mana?" Ia melirik penampilan Queenie yang hanya mengenakan piyama tidur bergambar Spongebob. Wajahnya polos tanpa riasan dengan rambut yang hanya digulung asal.
"A-Aku dari rumah. Minimarket ini yang terdekat dari rumahku, jadi... Uhm, aku membeli sesuatu," Pipinya merona hebat. Ia mengambil kembali belanjaannya lalu menyembunyikan benda itu di belakang tubuhnya.
"Si-silahkan duluan, Profesor."
"Sekalian saja, aku yang bayar."
"Eh, ta-tapi-"
Christian tersenyum kecil lalu mengambil barang yang dipegang Queenie. Dahinya sedikit mengerut saat melihat barang yang ia pegang.
Pembalut? Astaga, Christian...
TBC
A/N : Hai hehe
Kalo kalian baca cerita Cold Blooded, mungkin kalian ga asing sama Viktor Roswell :)